Rakyat Makin Getol Ngutang ke Bank, Tapi Bunga Masih Tinggi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2021 12:15
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyaluran kredit perbankan masih mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif pada Mei 2021. Ini disebabkan oleh penyaluran ke korporasi yang masih turun, di tengah pertumbuhan kredit kepada rumah tangga.

Mengutip laporan Uang Beredar dan Faktor yang Memengaruhi periode Mei 2021 keluaran Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit perbankan tercatat Rp 5.512,2 triliun. Turun 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Memang betul kontraksi penyaluran kredit membaik dari bulan sebelumnya yang turun 2,4% yoy. Namun kontraksi ini membuat pertumbuhan kredit terus negatif selama sembilan bulan beruntun.

Adalah penyaluran kredit kepada korporasi yang menarik pertumbuhan ke bawah. Pada Mei 2021, penyaluran kredit ke korporasi tumbuh -4,6% yoy. Padahal penyaluran ke perorangan bisa tumbuh 3,4% yoy, lebih tinggi dibandingkan April 2021 yang tumbuh 2,5% yoy.

Berdasarkan jenisnya, Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh -1,9% yoy sementara Kredit Investasi (KI) tumbuh -3,2% yoy. Sementara Kredit Konsumsi (KK), yang dinikmati perorangan atau rumah tangga, tumbuh 1,3% yoy.

kreditSumber: BI

Untuk KK, pertumbuhan paling impresif terjadi di Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yaitu mencapai 6,2% yoy. Lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,5% yoy.

Kemudian Kredit Multiguna tumbuh 3,1% yoy, membaik ketimbang April 2021 yang naik 2,3%. Hanya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang masih terkontraksi, turun 24,7% yoy, meski membaik daripada bulan sebelumnya yang turun 27,2% yoy.

Dari sisi bunga, suku bunga deposito satu bulan (yang menjadi acuan biaya dana di perbankan) turun delapan basis poin (bps) pada Mei 2021 dibandingkan sebulan sebelumnya. Suku bunga kredit juga turun, tetapi tidak sedalam penurunan biaya dana yaitu hanya empat bps. Masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit, saat ini sepertinya masih terlalu tinggi.

"Bank Indonesia mengharapkan perbankan untuk terus melakukan penyesuaian suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Juni 2021.

kreditFoto: BI
kredit

Halaman Selanjutnya --> Penjualan Mobil Melesat

Sepertinya rumah tangga berani mengakses kredit perbankan karena berbagai fasiiltas dari BI dan pemerintah. BI memberikan keringanan yaitu bebas uang muka untuk calon nasabah KPR dan KKB. Cukup bayar cicilan bulanan, tidak perlu menyiapkan uang dalam jumlah besar untuk down payment.

Sementara pemerintah memberikan pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian rumah baru serta penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil. Ini membuat harga bisa turun puluhan juta rupiah.

Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang juga dirilis BI, penjualan hunian meningkat. Pada kuartal I-2021, penjualan naik 13,95% yoy, jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 20,95% yoy. Peningkatan terjadi di seluruh tipe rumah.

Tidak hanya rumah, penjualan mobil juga melonjak bahkan sangat impresif. Pada Mei 2021, penjualan mobil melesat 1.443,65% yoy. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Aturan diskon PPnBM tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20/PMK.010/2021 tentang PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Anggaran 2021. Pemerintah akan menanggung 100% PPnBM pada Maret sampai Mei 2021. Lalu, relaksasi PPnBM yang diberikan pada Juni sampai Agustus 2021 dikurangi menjadi 50%.

Kemudian, insentif untuk periode September sampai Desember 2021 berkurang menjadi hanya 25%. Aturan ini berlaku untuk jenis sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan kapasitas isi silinder sampai 1.500 cc.

"Adapun pemanfaatan pajak PPnBM hingga 18 Juni, sudah terealisasi Rp 428,67 miliar untuk lima kendaraan bermotor dengan kapasitas silinder sampai 1.500 cc," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pemerintah juga memberikan diskon untuk kendaraan berkapasitas mesin 1.501 cc hingga 2.500 cc lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 31/PMK.010/2021 tentang Pajak Penjualan Atas PPnBM Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu Yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular