
Mantap! Ada DP 0%, KPR Bank Mulai Tumbuh Positif

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan permintaan kredit di sektor properti terus membaik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sampai dengan Mei 2021, pertumbuhan KPR sudah naik hingga 6,61% secara tahunan atau year on year (yoy).
Perry mengatakan kenaikan KPR juga didukung oleh kebijakan pemerintah yang membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) atas rumah tapak dan rumah susun dengan harga di bawah Rp 2 miliar. Sementara, untuk rumah dengan harga lebih dari Rp 2 miliar diberikan diskon 50%.
"Pertumbuhan KPR tumbuh 6,61% year on year, sejalan dengan implementasi pelonggaran LTV dan insentif pajak oleh pemerintah," jelas Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/6/2021).
"Apakah cukup? Belum cukup, tapi perlu kami dorong terus, tapi dibandingkan sektor-sektor lain jika total kredit masih negatif," kata Perry melanjutkan.
Sebagai informasi, kebijakan DP 0% untuk pembelian rumah dan mobil berlaku sejak 1 Maret hingga Desember 2021. Namun, tidak semua bank bisa memberlakukan DP 0% tersebut.
Pemberian DP 0% hanya boleh dilakukan oleh bank yang memenuhi kriteria kesehatan dari sisi rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) dan rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF).
BI hanya mengizinkan bank dengan NPL di bawah 5% yang dapat memberikan fasilitas DP 0%. Sementara, bank yang memiliki rasio kredit macet lebih dari 5% tetap bisa menurunkan DP pembelian rumah dan mobil, tetapi tak sampai 0%.
Perry juga mengklaim penjualan di sektor otomotif mulai menunjukkan arah perbaikan, namun tidak dirinci apakah penyaluran kredit otomotif naik atau masih terkontraksi pada Mei 2021.
Kendati demikian, kata Perry ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, namun fungsi intermediasi perbankan masih perlu didorong.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) perbankan April 2021 tetap tinggi sebesar 24,21%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL) tetap terjaga, yakni 3,22% (bruto) dan 1,06% (neto).
"Di tengah kondisi likuiditas yang tetap longgar, intermediasi perbankan menunjukkan perbaikan meskipun masih mengalami kontraksi sebesar -1,28% (yoy) pada Mei 2021," jelas Perry.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha 'Ngarep' Bunga KPR Single Digit, Mungkin Nggak?