
Anak Usaha Dapat Utang Rp 1 T, CP Prima Rela Gadaikan Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten industri akuakultur, budidaya ikan dan udang, PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) atau CP Prima mengumumkan bawah salah satu anak usahanya yang berdomisili di Singapura, Blue Ocean Resources Pte. Ltd. (BOR), menerima pinjaman mencapai US$ 79,58 juta atau setara dengan Rp 1,11 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Menurut keterbukaan informasi yang terbit pada Senin (21/6), salah satu arranger dalam rencana transaksi ini ialah Investment Opportunities V Pte. Ltd. (IOV), yang merupakan pihak yang terafiliasi dengan salah satu anggota dewan komisaris perseroan.
Menurut penjelasan perusahaan, rencana transaksi ini merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha (POJK 17//2020).
Rencana transaksi juga merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (POJK 42/2020), namun tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020.
Selain itu, sehubungan dengan rencana transaksi, perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Amin Nirwan Alfiantori dan Rekan (KJPP), untuk memberikan pendapat atas kewajaran Rencana Transaksi sebagaimana diatur dalam POJK 17/2020.
Perusahaan juga telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja untuk melakukan audit atas laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Oktober 2020 dan untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pemaparan CP Prima, alasan dan tujuan transaksi ini adalah agar BOR dapat melunasi Existing Notes sebesar US$ 162,46 juta dengan melakukan exchange offer sekitar US$ 56,86 juta (35% dari nilai Existing Notes) dan pembayaran wajib sekitar US$ 5,68 juta (3,5% dari nilai Existing Notes).
Di samping itu, dana hasil transaksi ini juga bisa bermanfaat dalam peningkatan ekuitas secara signifikan yang berdampak pada membaiknya rasio keuangan secara umum, berkurangnya nilai utang dan nilai pembayaran bunga secara signifikan.
Dengan adanya rencana transaksi restrukturisasi utang obligasi, nilai utang akan berkurang setidaknya menjadi US$ 79,58 juta atau turun sekitar 51%, di mana pada 31 Oktober 2020 utang obligasi tercatat sebesar US$ 162.46 juta.
Sebagai tambahan, dengan turunnya utang obligasi menjadi setidaknya US$ 79,58 juta, menjadikan basis perhitungan beban bunga akan berkurang dari yang semula 8% per tahun dari US$ 162,46 juta menjadi 10% per tahun dari US$ 9.58 juta.
Sehubungan dengan pelaksanaan rencana transaksi di atas, CP Prima bermaksud untuk meminta persetujuan dari RUPS Independen dan RUPSLB pada Rabu (23/6/2021).
Gadai Saham
Terkait dengan pinjaman ini, perseroan akan memberikan jaminan perusahaan dan gadai saham untuk menjamin kewajiban BOR yang timbul dari Fasilitas Tranche A dan Fasilitas Tranche B pinjaman terkait.
Manajemen CPRO menyatakan, risiko rencana transaksi terhadap perseroan (dalam hal ini termasuk beberapa anak perusahaan perseroan yang turut memberikan jaminan perusahaan), dengan adanya jaminan perusahaan dan gadai saham itu yakni CPRO berpotensi perlu mengeluarkan biaya sejumlah dengan jumlah terutang yang tidak dapat dibayar oleh BOR lainnya kepada para pemberi pinjaman.
Dalam hal perseroan nantinya tidak memiliki cukup kemampuan keuangan untuk melunasi kewajibannya berdasarkan jaminan perusahaan (apabila suatu saat dilaksanakan), maka segala aset-aset perseroan secara hukum dapat dijadikan pelunasan atas kewajibannya tersebut.
"Hal ini dikarenakan prinsip pemberian jaminan (guarantee) adalah bersifat in person (melekat pada orang/entitas) dan bukan in rem (melekat pada benda), di mana dalam hal jaminan bersifat in rem (benda) seperti gadai, fidusia, atau hak tanggungan, maka dalam hal suatu debitur lalai atau tidak dapat membayar maka hanya benda-benda yang telah dijadikan jaminanlah yang dapat dieksekusi sebagai pelunasan atas kewajibannya."
"Apabila eksekusi dijalankan maka secara konsolidasi, CPRO berpotensi kehilangan pendapatan sekitar 45% dari total pendapatan konsolidasi dan kehilangan aset sekitar 40% dari total nilai aset secara konsolidasi," tulis manajemen CPRO.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Jadi Saham Tidur, CPRO Tiba-tiba 'Ngamuk'