
3 Tahun Jadi Saham Tidur, CPRO Tiba-tiba 'Ngamuk'

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten budi daya udang dan ikan serta produsen makanan olahan PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) atau CP Prima melonjak pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (11/11/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham CPRO melejit 28,57% ke Rp 72/saham dengan nilai transaksi jumbo Rp 238,71 miliar. Volume perdagangan pun ramai hingga mencapai 3,66 miliar saham.
Selama 3 hari terakhir, saham CPRO berhasil bangkit dari 'tidur' di level gocap atau Rp 50/saham, setelah terakhir bergerak di bursa pada 25 September 2018 di harga Rp 51/saham. Sejatinya, saham CPRO sudah cenderung tertahan di level gocap sejak pertengahan Februari 2017.
Sebelumnya, pada Selasa (9/11) dan Rabu (10/11), saham emiten produk seafood dengan brand Fiesta Seafood dan Champ Seafood ini berhasil lepas landas dari level Rp 50/saham dengan kenaikan masing-masing sebesar 4,00% dan 7,69%.
Kenaikan saham CPRO terjadi di tengah adanya transaksi negosiasi jumbo di saham tersebut pada Selasa (9/11) lalu.
Diwartakan CNBC Indonesia, Selasa (9.11), data perdagangan mencatat ada sebanyak 267,5 juta lot saham CPRO ditransaksikan di pasar negosiasi di harga Rp 50/unit untuk emiten yang bergerak di sektor tambak udang ini.
CPRO dijual asing melalui broker PT Minna Padi Investama Sekuritas (MU) dan dibeli oleh broker yang sama yang artinya transaksi ini merupakan transaksi tutup sendiri alias crossing.
Dari total transaksi, asing berpartisipasi menjual bersih sebanyak Rp 960 miliar.
Transaksi di pasar negosiasi atas saham CPRO mencapai 31% dari total saham outstanding. Nilai transaksi jumbo dengan volume saham jumbo ini kemungkinan melibatkan pemilik non publik.
Selain itu, CP prima juga baru saja menerbitkan laporan keuangan perusahaan per kuartal III 2021 pada Rabu (10/11) kemarin, yang menunjukkan adanya perbaikan kinerja keuangan.
Menurut data laporan keuangan perusahaan per 30 September 2021, CP Prima berhasil membukukan laba bersih Rp 2,12 triliun, membalik rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 68,34 miliar.
Hal tersebut ditopang oleh pertumbuhan penjualan dan pendapatan sebesar 7,15% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 6,00 triliun hingga akhir kuartal III tahun ini.
Secara rinci, segmen penjualan pakan masih menjadi andalan perusahaan dengan menyumbang penjualan Rp 4,76 triliun per 9 bulan pertama tahun ini. Kemudian, penjualan produk makanan senilai Rp 1,01 triliun dan penjualan lain-lain sebesar Rp 230,84 miliar.
Selain itu, laba bersih tersebut juga disokong oleh adanya keuntungan penyelesaian obligasi hingga Rp 1,77 triliun.
Adapun beban pokok penjualan dan pendapatan juga membengkak 5,41% secara yoy menjadi Rp 4,85 triliun.
Total aset CP Prima mencapai Rp 6,67 triliun per 30 September 2021. Sementara, total liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing sebesar Rp 3,84 triliun dan Rp 2,83 triliun.
Dalam penjelasan kepada pihak bursa, manajemen CP Prima menjelaskan, total liabilitas Perusahaan dan anak Perusahaan menurun sebesar Rp1.778.743 juta atau 31,7% dari Rp 5,62 triliun pada 31 Desember 2020 disebabkan oleh telah selesainya restrukturisasi Utang Obligasi pada tanggal 23 September 2021.
"Utang Obligasi diselesaikan dengan pinjaman jangka panjang berupa Senior Facilities Agreement ("SFA") Tranche A dan Tranche B," kata manajemen CP Prima, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (11/11).
Sebagai informasi, pihak bursa memberikan notasi khusus huruf Y untuk saham CPRO lantaran perseroan belum menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sampai dengan 6 bulan setelah tahun buku berakhir.
Rencananya, pihak CP Prima akan menyelenggarakan RUPST pada 19 November mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Usaha Dapat Utang Rp 1 T, CP Prima Rela Gadaikan Saham