
Minggu Lalu Teraniaya, Kini Saatnya Rupiah Berjaya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
Berikut kurs dolar AS di pasar NDF jelang penutupan perdagangan pasar spot akhir pekan lalu dibandingkan hari ini, Senin (21/6/2021), mengutip data Refinitiv:
Periode | Kurs18 Juni (14:54 WIB) | Kurs 21 Juni (07:00 WIB) |
1 Pekan | Rp14.409,5 | Rp 14.367,75 |
1 Bulan | Rp14.448 | Rp 14.413,5 |
2 Bulan | Rp14.498 | Rp 14.480 |
3 Bulan | Rp14.547 | Rp 14.529 |
6 Bulan | Rp14.698 | Rp 14.670 |
9 Bulan | Rp 14.859 | Rp 14.825 |
1 Tahun | Rp 15.034 | Rp 15.005 |
2 Tahun | Rp 15.695 | Rp 15.620 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 18 Juni pukul 14:52 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 14.425 |
3 Bulan | Rp 14.450 |
Sepanjang pekan lalu, rupiah selalu melemah di hadapan dolar AS pada lima hari perdagangan. Depresiasi rupiah mencapai 1,28% secara point-to-point dan dolar AS nyaman di atas Rp 14.30..
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar AS Ngamuk, Rekor Tertinggi 20 Tahun!
