
Taper Tantrum di Depan Mata, Begini Nasib Harga Komoditas!

Komoditas ekspor andalan Indonesia, minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan batu bara juga tidak lepas dari "kejamnya" taper tantrum.
Harga CPO pada bulan lalu mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di Bursa Derivatif Malaysia, tetapi setelahnya ambrol hingga lebih dari 24% dalam 5 pekan terakhir, termasuk merosot 6,5% di pekan ini. Kemerosotan tersebut utamanya disebabkan stok di Malaysia dan Indonesia yang masih tinggi, sementara permintaan yang masih lemah.
Pengumuman kebijakan moneter The Fed juga turut mempengaruhi. Saat taper tantrum 2013-2015, harga CPO juga mengalami naik turun ibarat roller coaster. Harga minyak nabati ini sempat menanjak ke kisaran 2.900 ringgit (RM) per ton pada Maret 2014, sebelum akhirnya mulai masuk tren menurun dan mencapai titik terendah di kisaran RM 1.800an per ton pada Agustus 2015. Setelah mencapai titik terendah tersebut, harga CPO perlahan mulai bangkit.
Sementara itu baru bara yang belakangan ini sedang menanjak hingga ke level tertinggi dalam nyaris satu dekade terakhir, nasibnya lebih tragis. Batu Bara mengalami penurunan sepanjang 2013 hingga 2015.
Di awal 2013, batu bara acuan Ice Newcastle berada di kisaran US$ 95/ton, dan di akhir 2015 berada di kisaran US$ 50/ton. Artinya selama periode tersebut harga batu bara ambrol lebih dari 47%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]