
Ini Jurus BI Usir 'Hantu' Taper Tantrum!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed diperkirakan mulai mengetatkan kebijakan atau tapering off mulai tahun depan. Bagaimana respons Bank Indonesia (BI) terhadap dinamika ini?
"Kami melihat tapering The Fed tidak terjadi tahun ini. Akan terus kami pantau kalau ada indikator-indikator baru jika ada perubahan, tetapi kemungkinan tapering akan dilakukan tahun depan," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juni 2021, Kamis (17/6/2021).
Menurut Perry, The Fed akan memulai tapering dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing), ini kemungkinan diterapkan pada kuartal I-2021. Kemudian suku bunga acuan diperkirakan baru naik pada 2023.
Oleh karena itu, lanjut Perry, BI akan terus bersiap agar Indonesia mampu menghadapi gejolak akibat tapering off. Caranya adalah melakukan stabilisasi di pasar agar nilai tukar rupiah tetap terjaga.
"Kami akan optimalkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dan berkoordinasi dengan pemerintah agar pengaruh ke yield SBN (Surat Berharga Negara) dalam batas-batas yang normal. Ini sudah kita lakukan sejak awal pandemi Covid-19 dan saat ada kenaikan yield US Treasury Bonds pernah mencapai 1,9%. Ini langkah-langkah yang terus kami lakukan. Dengan langkah-langkah itu, kami masih akan mengarahkan kebijakan moneter dan likuiditas, makroprudensial mendukung pemulihan ekonomi nasional," jelas Perry.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Masuk Daftar 10 Negara 'Terparah' Bila Dihantam Tapering