Cuan Gede! Saham Bank Mini 'Hype' Lagi, Siapa Paling Untung?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
14 June 2021 08:05
ilustrasi transaksi digital
Foto: Ilustrasi/Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank mini (bank BUKU II, dengan modal inti Rp 2 - 5 triliun) kembali menunjukkan tajinya dalam sepekan terakhir (7-11 Juni), setelah sinarnya meredup belakangan ini. Kenaikan ini lagi-lagi terkait dengan narasi bank digital.

Lebih tepatnya, saham-saham bank mini tersengat oleh sentimen kabar akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital.

Selain itu, katalis lainnya ialah soal pengumuman dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait daftar bank mengajukan izin menjadi bank digital.

Pada akhir Mei lalu, Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot, mengatakan regulasi pembentukan bank digital akan segera rampung dan akan dirilis pada pertengahan tahun ini.

"Saat ini OJK tengah dalam proses penyusunan POJK Bank Umum yang mengakomodasi terbentuknya bank digital, baik itu bank digitalby analogatau bank konvensional yang memberikan layanan digital, ataupun entitas yang terlahir sebagai bank digital (full digital bank). RPOJK Bank Umum ini diperkirakan akan terbit pertengahan tahun 2021," terang Sekar, dalam keterangan dikutip CNBC Indonesia.

Adapun kabar teranyar, pada Kamis (10/6) pekan lalu, OJK menyampaikan ada 7 bank yang mengajukan izin menjadi bank digital. Ini merupakan respons atas semakin semaraknya transaksi perbankan melalui aplikasi di telepon selular (mobile apps).

Dalam pemaparan yang disampaikan Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional OJK Tony, di sebuah webinar yang disiarkan melalui kanal Youtube, disebutkan bank yang tengah melakukan proses menjadi bank digital yaitu:

  1. Bank BCA Digital
  2. PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO)
  3. PT Bank Neo CommerceTbk (BBYB)
  4. PT Bank Capital Tbk (BACA)
  5. PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI)
  6. PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)
  7. PT Bank KEB Hana

Selain itu, dalam paparan Tony juga disebutkan bank yang mencoba menobatkan diri sebagai bank digital, yaitu:

  1. Jenius, dari Bank BTPN
  2. Wokee, dari Bank Bukopin
  3. Digibank, dari Bank DBS
  4. TMRW, dari Bank UOB
  5. Jago, dari Bank Jago (ARTO)

Adapun PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) memang tak ada dalam slide presentasi OJK di atas. Namun di akhir acara dalam webinar itu, Tony menyebutkan bahwa dua bank lagi yang juga sudah memproklamirkan diri sebagai bank layanan digital ialah Bank MNC Internasional dengan layanan MotionBanking dan Bank Aladin.

NEXT: Gerak Saham Sepekan

Pada saat 'hype' beberapa bulan lalu, selain narasi bank digital, lonjakan saham bank-bank mini didorong oleh aturan pemenuhan modal inti oleh OJK melalui POJK No 12/2020.

Peraturan tersebut mengharuskan bank untuk memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun 2020, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Dengan aturan tersebut, bank-bank dengan modal mini harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal.

Sejurus dengan itu, sejumlah bank mini pun sudah melakukan penambahan modal inti. Mulai dengan suntikan sang pemegang saham pengendali--seperti yang dilakukan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)--atau dengan rencana penambahan modal melalui rights issue, seperti yang dilakukan PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI).

Lantas, bagaimana gerak saham-saham bank mini dalam sepekan lalu, 7-11 Juni?

Menurut daftar 10 besar saham bank mini di atas, saham emiten perbankan yang gencar akan masuk ke ekosistem bank digital memuncaki 'klasemen'.

Di posisi paling pucuk ada saham bank yang dikuasai taipan Chairul Tanjung, BBHI, yang melonjak tajam 54,26%.

Dengan ini, saham BBHI sudah melaju di zona hijau selama 5 hari perdagangan beruntun, atau sejak Senin (7/6) pekan lalu. Kenaikan tersebut adalah semacam 'ajang balas dendam' setelah saham ini sempat ambles selama 3 hari beruntun, pada 2-4 Juni.

Di posisi kedua, ada saham Grup MNC, BABP, yang melejit 31,29% ke Rp 386/saham dalam sepekan. Sebelum disuspensi oleh pihak bursa pada Kamis (10/6) pekan lalu, saham BABP berlari kencang selama 9 hari beruntun. Alhasil, dalam sebulan saham ini 'meroket' 324,18%.

Kendati tidak masuk ke dalam daftar 7 bank yang sedang dalam proses menuju bank digital di atas, dalam penjelasan perusahaan terbaru pada Jumat (11/6), manajemen BABP menegaskan perusahaan telah resmi mendapatkan izin untuk menjalankan layanan perbankan digital (digital onboarding) dari OJK pada 25 Mei 2021 yang lalu.

Dalam keterangan yang disampaikan oleh perusahaan sebagai respons Hak Jawab atas pemberitaan CNBC Indonesia, dengan demikian perusahaan sudah tak lagi bergantung pada kantor cabang fisik sehingga layanan perbankan dapat diakses di manapun dan kapanpun.

Di posisi ketiga ada saham BKSW, yang juga masuk ke daftar 7 bank di atas, yang melesat 27,85% dalam seminggu terakhir. Saham ini sempat anjlok selama 5 hari perdagangan beruntun, sebelum melesat tinggi pada Kamis sampai Jumat pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular