Analisis

Catat! Tapering Pasti Terjadi, tapi Taper Tantrum Belum Tentu

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 June 2021 15:25
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Steven Senne)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Steven Senne)

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu tapering belakangan ini terus mempengaruhi pasar finansial global, apalagi sejak pekan lalu Amerika Serikat (AS) merilis data tenaga kerja dan inflasi. Dua data tersebut menjadi kunci bagi bank sentral AS (The Fed) untuk melakukan tapering.

Tapering merupakan kebijakan The Fed mengurangi nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) yang saat ini senilai US$ 120 miliar per bulan.

Pada Jumat pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang bulan Mei terjadi penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian sebanyak 559.000 orang, di bawah estimasi survei Dow Jones terhadap para ekonom yakni 671.000 orang. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,8% dari sebelumnya 6,1%.

Kemudian kemarin, inflasi di AS dilaporkan melesat tinggi. Inflasi yang dilihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei mencapai angka 5% secara tahunan. Ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.

IHK yang melesat tinggi memberikan gambaran inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) juga akan naik lagi. The Fed menggunakan inflasi PCE sebagai acuannya.

Di bulan April, inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1% year-on-year (yoy), jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.

Meski pasar tenaga kerja menunjukkan pemulihan, dan inflasi sudah tinggi, tetapi banyak yang berpendapat hal tersebut belum akan cukup bagi The Fed untuk melakukan tapering dalam waktu dekat.

CNBC International melaporkan The Fed kemungkinan sudah mulai mendiskusikan tapering di bulan ini atau bulan depan.

Meski demikian, pengumuman kapan tapering akan dilakukan baru akan dilakukan pada bulan September atau November. Dan tapering pertama akan dilakukan pada Desember tahun ini atau Januari tahun depan.

Hasil survei dari Reuters terhadap para ekonom juga hampir sama.

idrFoto: Refinitiv

Dari 50 ekonom yang disurvei, sebanyak 26% memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering pada bulan Agustus saat pertemuan Jackson Hole. Kemudian 32% memprediksi pengumuman baru akan dilakukan bulan September, dan 42% memperkirakan setelah September.

"Kami memperkirakan akan mendengar petunjuk lebih jelas pada pertemuan Jackson Hole jika The Fed mulai membahas mengenai tapering dan akan semakin berkembang di bulan September saat rapat kebijakan moneter," kata James Knightley, kepala ekonom internasional di ING, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (11/6/2021).

Kemudian, survei yang sama menunjukkan 58% atau 26 dari 45 ekonom memperkirakan tapering akan mulai dilakukan pada kuartal I-2021.

Sementara untuk besarnya, The Fed diperkirakan akan mengurangi QE sebesar US$ 20 miliar dari US$ 120 miliar per bulan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> The Fed Berusaha Cegah Taper Tantrum

Tapering pernah terjadi pada tahun 2013 lalu yang memicu gejolak di pasar finansial global atau yang disebut taper tantrum. Krisis finansial global pada tahun 2008 membuat The Fed saat itu menerapkan QE dalam 3 tahap.

QE 1 dilakukan mulai November 2008, kemudian QE 2 mulai November 2010, dan QE 3 pada September 2012. Nilainya pun berbeda-beda, saat QE 1 The Fed membeli efek beragun senilai US$ 600 miliar, kemudian QE 2 juga sama senilai US$ 600 miliar tetapi kali ini yang dibeli adalah obligasi pemerintah (Treasury) AS.

QE 3 berbeda dari dua stimulus moneter sebelumnya, kali ini sifatnya open-ended (sama seperti QE saat ini), artinya nilainya tidak terbatas sesuai kebutuhan. Pada satu titik ketika perekonomian AS sudah pulih maka QE tersebut akan dihentikan, tetapi sebelumnya dilakukan tapering. QE 3 saat itu senilai US$ 85 miliar per bulan.

The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke mengeluarkan wacana tapering pada pertengahan 2013 dan mulai mengurangi QE sebesar US$ 10 miliar per bulan dimulai pada Desember, hingga akhirnya dihentikan pada Oktober 2014.

Pengumuman tapering di pertengahan 2013 tersebut memicu taper tantrum, yield obligasi (Treasury) melesat naik, aliran modal kembali ke Negeri Paman Sam, dolar AS menjadi sangat perkasa. Alhasil, terjadi gejolak di pasar finansial global.

The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kali ini akan berusaha menghindari taper tantrum. Salah satu pemicu taper tantrum pada 2013 adalah pengumuman tapering yang mengejutkan pasar. Artinya pasar belum mengantisipasi hal tersebut.

Kali ini, The Fed akan berusaha terus memberikan update mengenai kebijakan moneter yang akan diambil, sehingga pasar lebih siap menghadapi tapering.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular