
Rupiah Tak Takut Taper Tantrum! Bisa ke Bawah Rp 14.200/US$?

Dari sisi eksternal, situasi sedang kondusif. Sebenarnya agak aneh, karena Kementerian Ketenagakerjaan AS merilis data inflasi yang terlihat semakin tinggi.
Pada Mei 2021, laju inflasi Negeri Paman Sam tercatat 0,8% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini adala laju tercepat sejak Juni 2009.
Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi AS berada di 5%. Ini menjadi laju tercepat sejak Agustus 2008.
Percepatan laju inflasi adalah konsekuensi dari pemulihan ekonomi selepas dihantam keras oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). AS adalah negara yang cepat bangkit karena vaksinasi anti-virus corona yang sangat masif.
Mengutip catatan Our World in Data, jumlah penduduk AS yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh per 9 Juni 2021 adalah 140,98 juta orang. Dalam hal ini, AS menduduki peringkat satu dunia.
![]() |
Vaksinasi yang cepat dan luas membuat pemerintah AS berani untuk membuka 'keran' aktivitas dan mobilitas masyarakat. Pusat perbelanjaan, restoran, bioskop, sampai sekolah sudah bisa dibuka kembali meski ada pembatasan di sana-sini.
"Inflasi April dan Mei yang tinggi bisa dipahami, karena merefleksikan ekonomi yang mulai kembali normal. Laporan ini memberi konfirmasi bahwa permintaan meningkat melebihi pasokan," kata Chris Low, Kepala Ekonom FHN Financial yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Inflasi Tak Lagi Ngeri?
(aji/aji)
