Analisis Teknikal

Siap Tembus MA 100, IHSG Berpotensi Terbang Tinggi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 June 2021 08:37
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1% pada perdagangan Kamis kemarin ke 6.107,538 yang merupakan level penutupan tertinggi sejak 30 Maret lalu.

Peluang IHSG melanjutkan penguatan cukup besar melihat bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menghijau pada perdagangan Kamis waktu setempat.

Kemarin data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp 239 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12 triliun.

Kabar baik datang lagi Bank Indonesia (BI) kemarin penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan 15,6% dari April 2020 (year-on-year/yoy).

Kali terakhir penjualan ritel mampu tumbuh positif secara tahunan adalah pada November 2019. Artinya, kontraksi sudah terjadi selama 16 bulan beruntun.

April merupakan awal kuartal II-2021, sehingga ekspektasi Indonesia lepas dari resesi semakin kuat. Apalagi pada hari Rabu BI melaporkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei 2021 sebesar 104,4, dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.

Selain sentimen positif dari dalam negeri, dari eksternal juga cukup mendukung. Bursa saham AS (Wall Street) menguat pada perdagangan Kamis, dengan indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.

Kenaikan tersebut terjadi meski inflasi di AS naik tajam, meski demikian banyak yang berpendapat tingginya inflasi hanya bersifat sementara.

Secara teknikal, IHSG berhasil melaju kencang kemarin setelah membentuk pola White Marubozu di hari Rabu. White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat.

IHSG kini menghadapi resisten kuat yakni rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.120.

Jika mampu ditembus, IHSG berpotensi melaju lebih kencang, target terdekat di kisaran 6.175. Ke depannya, jika IHSG mampu mengakhiri perdagangan di atas MA 100, maka momentum penguatan akan lebih besar. 

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic pada grafik harian bergerak naik dan berada di kisaran 60. Pada grafik 1 jam, stochastic juga bergerak naik di kisaran 64. Keduanya belum mencapai wilayah wilayah overbought sehingga ruang penguatan terbuka lebar.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support kini berada di kisaran 6.080, jika ditembus IHSG berisiko turun ke level 6.030.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular