
Kompak Nih! Di Spot dan Kurs Tengah BI, Rupiah Mager

Sikap wait and see begitu dominan di pasar hari ini. Sesuatu yang ditunggu oleh investor adalah rilis data inflasi AS yang keluar besok malam waktu Indonesia.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi AS bulan lalu adalah 4,7% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih cepat ketimbang laju bulan sebelumnya yaitu 4,2% yoy dan jika terwujud bakal menjadi yang tercepat sejak September 2008.
Perkembangan inflasi tentu akan menjadi warna dalam pertemuan The Fed minggu depan. Jika laju inflasi diperkirakan bakal stabil di atas target 2%, maka bukan tidak mungkin The Fed bakal mulai melakukan pengetatan alias tapering off. Suku bunga mungkin tetap bertahan rendah, tetapi gelontoran likuiditas (quantitative easing) kemungkinan bisa dipangkas dari saat ini yang US$ 120 miliar per bulan.
Pengurangan likuiditas akan membuat pasokan dolar AS berkurang. Seperti halnya barang, mata uang pun kalau pasokannya terbatas harga bakal 'naik'. So, tidak heran dolar AS sedang sulit ditaklukkan, termasuk oleh rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
