Kompak Nih! Di Spot dan Kurs Tengah BI, Rupiah Mager

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 June 2021 15:45
rupiah, bi
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak bergerak di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah pun berakhir stagnan setelah hampir seharian terjebak di zona merah.

Pada Rabu (9/6/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.262. Sama persis dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Nasib rupiah sedikit berbeda di pasar spot. Kala penutupan pasar, US$ 1 dibanderol Rp 14.250, sama persis dengan posisi penutupan kemarin alias stagnan.

Saat 'lapak' dibuka, rupiah stagnan di Rp 14.250/US$. Namun dalam hitungan menit, rupiah langsung masuk zona merah dan bertahan di sana hingga jelang akhir perdagangan. Beberapa saat sebelum pasar tutup, rupiah berhasil memperbaiki nasib dengan meninggalkan zona merah meski belum bisa menguat.

Sementara mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Mirip dengan rupiah, pergerakan mata uang negara-negara tetangga pun terbatas.

Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 15:07 WIB:

Halaman Selanjutnya --> Investor Wait and See Hari Ini

Sikap wait and see begitu dominan di pasar hari ini. Sesuatu yang ditunggu oleh investor adalah rilis data inflasi AS yang keluar besok malam waktu Indonesia.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi AS bulan lalu adalah 4,7% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih cepat ketimbang laju bulan sebelumnya yaitu 4,2% yoy dan jika terwujud bakal menjadi yang tercepat sejak September 2008.

Perkembangan inflasi tentu akan menjadi warna dalam pertemuan The Fed minggu depan. Jika laju inflasi diperkirakan bakal stabil di atas target 2%, maka bukan tidak mungkin The Fed bakal mulai melakukan pengetatan alias tapering off. Suku bunga mungkin tetap bertahan rendah, tetapi gelontoran likuiditas (quantitative easing) kemungkinan bisa dipangkas dari saat ini yang US$ 120 miliar per bulan.

Pengurangan likuiditas akan membuat pasokan dolar AS berkurang. Seperti halnya barang, mata uang pun kalau pasokannya terbatas harga bakal 'naik'. So, tidak heran dolar AS sedang sulit ditaklukkan, termasuk oleh rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Dolar AS Ngamuk, Rekor Tertinggi 20 Tahun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular