
Semesta Kurang Mendukung, Siap-siap IHSG Merah di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,15% ke level 6.008,34 pada perdagangan sesi pertama Rabu (8/6/21) setelah sempat dibuka merah 0,44% pagi tadi.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 6,9 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 146 miliar di pasar reguler.
Rilis data domestik, para investor bakal menantikan rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) oleh BI. Dalam Survei Konsumen edisi IKK April 2021 berada di 101,5. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 93,4.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 100, maka artinya berada di zona optimistis, konsumen pede dalam memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan ke depan.
Menurut catatan BI, IKK April 2021 merupakan angka optimisme pertama kali sejak IKK masuk zona pesimis pada April tahun lalu.
IKK adalah salah satu indikator mula (leading indicator) yang berguna untuk 'menerawang' arah perekonomian ke depan. Jadi apabila IKK mulai kembali positif, ini bisa menjadi indikasi prospek ekonomi ke depan bakal membaik.
Dari sentimen eksternal, pelaku pasar masih akan menunggu rilis data indeks harga konsumen (CPI) per Mei pada Kamis besok (10/6) untuk melihat lebih lanjut mengenai perkembangan inflasi AS, dan bagaimana data inflasi bisa mempengaruhi keputusan the Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya.
"Kita sedang menunggu angka inflasi, menunggu lebih banyak dari (Federal Reserve), menunggu musim pendapatan." Ia melanjutkan, "Tidak banyak yang memotivasi pasar hari ini."
Ekonom memprediksi CPI naik 4,7% secara tahunan. Pada bulan April lalu, CPI meningkat 4,2% secara tahunan, yang merupakan kenaikan tercepat sejak 2008.
Selanjutnya, semua mata akan tertuju pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC)the Fed berikutnya yang dijadwalkan pada 15 dan 16 Juni.
Ini lantaran investor menunggu pernyataan pejabat bank sentral tentang inflasi dan kebijakan moneter bank sentral. Pernyataan teranyar oleh pejabat menunjukkan The Fed mulai bersiap mengurangi pembelian asetnya (tapering off).
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.100. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.975.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 46 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
