Rupiah Masih Perkasa Nih! Pakai Obat Apa Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 June 2021 09:15
valas
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Tren kenaikan harga komoditas menjadi kunci kebangkitan rupiah. Mata uang Ibu Pertiwi sempat berada di Rp 14.600/US$ pada pertengahan April. Namun saat harga komoditas meroket, nasib rupiah ikut membaik. Kini rupiah ada di bawah Rp 14.200/US$.

"Situasi makroekonomi masih mendukung bagi mata uang negara-negara berkembang dalam jangka menengah," sebut riset Goldman Sachs.

Pembukaan kembali aktivitas ekonomi atau reopening dan vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang semakin masif di berbagai negara, terutama negara maju, akan meningkatkan permintaan. Ini tentu akan sangat membantu Indonesia dalam mendongkrak kinerja ekspor.

Pada April 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia adalah US$ 18,48 miliar. Meroket nyaris 52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), catatan tertinggi sejak 2010.

Ditopang oleh kenaikan harga komoditas plus peningkatan permintaan seiring pemulihan ekonomi, ekspor Indonesia sepertinya punya masa depan cerah. Saat ekspor meningkat, maka pasokan valas di perekonomian nasional bakal melimpah. Ini tentu bisa menjadi modal kuat bagi rupiah untuk tetap menghijau.

Nah, prospek keperkasaan rupiah ini yang membuat investor tertarik untuk masuk ke pasar keuangan dalam negeri. Kemarin, investor asing membukukan beli bersih Rp 124,1 miliar di pasar saham Indonesia. Sejak awal tahun, investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp 13,89 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular