
Terbang 6.700%, Mau Ikut Bos Salim Beli Saham DCII? Hati-hati

Jakarta, CNBC Indonesia - Jagat bursa efek Tanah Air baru-baru ini kembali dibuat gempar. Adalah perusahaan yang baru melantai Januari 2021 silam yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang membuat para pelaku pasar terkaget-kaget.
Pasalnya semenjak melantai di harga Rp 420/unit, saham emiten data center ini terus melesat kencang tanpa henti.
Usut punya usut kenaikan saham DCII terjadi seiring dengan potensi pasar sektor teknologi dan peluang ekspansi data center yang dimiliki perusahaan. Selain itu, kenaikan saham ditambah lagi setelah Direktur Utama dan CEO Grup Indofood, Anthoni Salim menambah kepemilikan atas saham emiten penyimpanan data ini dari semula 3,03% kini menjadi 11,12%.
Data ini terungkap dalam daftar pemegang saham di atas 5% yang dipublikasikan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 2 Juni 2021.
Berdasarkan data KSEI tersebut, transaksi pembelian ini dilakukan pada 31 Mei 2021 dengan harga Rp 5.277/saham. Total jumlah saham baru yang dibeli oleh Anthony Salim adalah sejumlah 192,74 juta, sehingga nilai transaksi ini mencapai Rp 1,01 triliun.
Sebelumnya Anthoni Salim telah menguasai 72,29 juta saham DCII atau 3,03% dari total saham, dan setelah pembelian baru ini kepemilikan saham Bos Indofood ini mencapai 265 juta saham.
Market merespons, saham DCII terbang ke level kenaikan tertinggi harian yang diizinkan oleh regulator alias ARA (auto reject atas, kenaikan 20% dalam sehari). Tercatat DCII diperdagangkan di level Rp 28.500/unit dengan kenaikan harian 20%, Senin ini (7/6/2021).
Bahkan tak hanya hari ini saja DCII terbang ke level ARA, tercatat sudah 5 hari beruntun saham DCII melesat ke level ARA sejak 31 Mei silam dr harga Rp 13.750/unit atau kenaikan sebesar 207%. Bahkan sejak melantai Januari silam saham DCII sudah melesat kencang 6.685% alias 66 kali lipat alias nyaris 7.000%.
Saham DCII tercatat di BEI pada pada Rabu 6 Januari 2021, menjadi emiten kedua tahun ini saat itu.
DCII melepas sebanyak 357,56 juta saham baru yang setara dengan 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420/saham.
Dengan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) ini, perseroan meraih dana sebesar Rp 150,17 miliar. Saham DCII dicatatkan di papan pengembangan.
Kenaikan ini tentu saja membuat para pelaku pasar penasaran apakah masih layak berinvestasi di saham ini. Well secara valuasi setelah melesat kencang, saat ini DCII diperdagangkan dengan valuasi sangat premium.
Bayangkan saja apabila menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga saham alias PER, maka PER DCII berada di angka 353 kali dimana PER secara rule of thumb biasanya dikatakan wajar apabila berada di kisaran 20 kali.
Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi nilai buku dibandingkan dengan harga sahamnya alias PBV, dengan nilai buku sebesar hanya Rp 385/unit maka PBV DCII saat ini berada di angka 74 kali yang tentunya tergolong sangat mahal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
