Market Cap BRI Tambah Rp 33 T, Saat Chandra Asri Salip Emtek

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 June 2021 12:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu pasar saham Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda tren bullish. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat nyaris 4% setelah sebelumnya sempat berjatuhan.

IHSG point-to-point melesat 3,7% pada pekan lalu. Namun pada akhir pekan lalu, IHSG terpaksa menghentikan reli 3 hari beruntunya, yakni melemah 0,43% ke level 6.065,17.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 2,85 triliun pada pekan lalu. Total nilai transaksi pada pekan lalu pun mencapai Rp 65 triliun, yang didapat dari perdagangan 106,7 miliar saham sebanyak lebih dari 5,7 juta kali.

Alhasil, total kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali naik, bahkan naik signifikan pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan data BEI, total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-saham big cap naik signifikan menjadi Rp 2.986 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 2.885 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten4 Juni 2021No.Emiten28 Mei 2021No.Emiten21 Mei 2021
1.Bank Central Asia/BBCA8031.Bank Central Asia/BBCA7741.Bank Central Asia/BBCA776
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI5302.Bank Rakyat Indonesia/BBRI4972.Bank Rakyat Indonesia/BBRI475
3.Telkom/TLKM3473.Telkom/TLKM3243.Telkom/TLKM324
4.Bank Mandiri/BMRI2834.Bank Mandiri/BMRI2684.Bank Mandiri/BMRI269
5.Unilever/UNVR2165.Unilever/UNVR2205.Unilever/UNVR213
6.Astra/ASII2126.Astra/ASII2086.Astra/ASII204
7.Bank Jago/ARTO1637.Bank Jago/ARTO1677.Sampoerna/HMSP145
8.Sampoerna/HMSP1538.Sampoerna/HMSP1488.Chandra Asri/TPIA142
9.Chandra Asri/TPIA1409.Emtek/EMTK1449.Bank Jago/ARTO138
10.Emtek/EMTK13910.Chandra Asri/TPIA13510.Emtek/EMTK138

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (4/6/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas pergerakan big cap kembali mengalami kenaikan. Hanya tiga saham yang market cap-nya mengalami penurunan.

Market cap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), si 'raja kapitalisasi pasar' hingga Jumat (4/6/2021) akhir pekan lalu mencapai Rp 803 triliun, naik sebesar Rp 29 triliun dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp 774 triliun.

Selanjutnya, market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali mengalami kenaikan menjadi Rp 530 triliun, naik sebesar Rp 33 triliun. Kenaikan market cap BBRI merupakan kenaikan yang terbesar pada akhir pekan lalu.

Sementara untuk market cap PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil menyusuli market cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), di mana pada akhir pekan lalu, saham TPIA berhasil menduduki posisi ke-9 dan saham EMTK menduduki posisi ke-10

Adapun untuk market cap saham TPIA pada akhir pekan lalu mencapai Rp 140 triliun atau naik sebesar Rp 5 triliun. Sedangkan market cap saham EMTK mencapai Rp 139 triliun atau turun sebesar Rp 5 triliun pada akhir pekan lalu

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

IHSG menguat 3 hari beruntun sejak perdagangan pertama pekan ini setelah pemerintah menyatakan optimisme terkait pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 8%.

Di sisi lain, perkembangan positif datang dari luar negeri setelah Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat pekan lalu melaporkan inflasi berbasis personal consumption expenditure (PCE) tumbuh lebih baik dari ekspektasi pasar. Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi The Fed.

Inflasi inti PCE dilaporkan tumbuh 3,1% secara tahunan pada April, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 1,8%. Angka tertinggi sejak Juli 1992 ini juga melibas hasil survei Reuters terhadap ekonomi yang memprediksi angka 2,9%. Hal ini mengindikasikan ekonomi AS yang 60% lebih ditopang konsumsi masih menguat, terutama berkat suntikan stimulus.

Namun demikian laju reli cenderung melambat, hingga berakhir koreksi pada Jumat, setelah data ketenagakerjaan AS tercatat lebih baik dari ekspektasi pasar, sehingga memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal segera mengerem kebijakan moneter.

Kebijakan itu dikhawatirkan memicu taper tantrum, di mana investor global menarik dananya di pasar saham negara berkembang karena The Fed mengurangi aksi gelontoran likuiditasnya. Di sisi lain, obligasi pemerintah AS kembali menawarkan imbal hasil tinggi seiring kenaikan inflasi, sehingga menjadi lebih menarik bagi pada investor global.

Kombinasi dua hal tersebut berpeluang memicu capital outflow dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Terlebih, kasus Covid-19 di Indonesia dikhawatirkan masih meninggi menyusul momen libur Lebaran kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular