Market Cap BRI Tambah Rp 33 T, Saat Chandra Asri Salip Emtek

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 June 2021 12:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

IHSG menguat 3 hari beruntun sejak perdagangan pertama pekan ini setelah pemerintah menyatakan optimisme terkait pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 8%.

Di sisi lain, perkembangan positif datang dari luar negeri setelah Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat pekan lalu melaporkan inflasi berbasis personal consumption expenditure (PCE) tumbuh lebih baik dari ekspektasi pasar. Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi The Fed.

Inflasi inti PCE dilaporkan tumbuh 3,1% secara tahunan pada April, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 1,8%. Angka tertinggi sejak Juli 1992 ini juga melibas hasil survei Reuters terhadap ekonomi yang memprediksi angka 2,9%. Hal ini mengindikasikan ekonomi AS yang 60% lebih ditopang konsumsi masih menguat, terutama berkat suntikan stimulus.

Namun demikian laju reli cenderung melambat, hingga berakhir koreksi pada Jumat, setelah data ketenagakerjaan AS tercatat lebih baik dari ekspektasi pasar, sehingga memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal segera mengerem kebijakan moneter.

Kebijakan itu dikhawatirkan memicu taper tantrum, di mana investor global menarik dananya di pasar saham negara berkembang karena The Fed mengurangi aksi gelontoran likuiditasnya. Di sisi lain, obligasi pemerintah AS kembali menawarkan imbal hasil tinggi seiring kenaikan inflasi, sehingga menjadi lebih menarik bagi pada investor global.

Kombinasi dua hal tersebut berpeluang memicu capital outflow dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Terlebih, kasus Covid-19 di Indonesia dikhawatirkan masih meninggi menyusul momen libur Lebaran kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular