Bandel gaes! Harga Batu Bara Masih Kuat di Atas US$ 110/ton

Tirta, CNBC Indonesia
04 June 2021 10:25
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal ICE Newcastle masih kuat di atas US$ 110/ton meskipun ditutup dengan koreksi pada perdagangan kemarin, Kamis (3/6/2021). 

Untuk kontrak futures (berjangka) ICE Newcastle yang ramai diperjualbelikan harganya turun 1,23% ke US$ 112,6/ton. Di tahun 2021 ini sentimen commodity boom membuat harga batu bara sempat menyentuh level tertinggi dalam satu dekade terakhir. 

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tercatat harga batu bara turun sejak Juni tahun 2011 dan menyentuh bottom di April 2016. Sepanjang periode 2011-2016 harga batu bara ambles 50% lebih dari US$ 112/ton ke bawah US$ 50/ton. 

Setelah bertahun-tahun berada dalam tekanan harga batu bara akhirnya rebound. Dalam waktu singkat kurang dari satu tahun harga si batu legam bangkit dan tembus level US$ 100/ton. 

Namun tak bertahan lama, harga batu bara akhirnya ambles dan menyentuh bottom di bulan Mei 2017. Harga komoditas bahan bakar fosil ini kembali melesat dan membawanya ke atas US$ 100/ton. 

Namun sejak September 2018, harga batu bara cenderung downtrend yang dibarengi dengan pengetatan moneter di AS, perang dagang antara AS-China hingga berbagai isu resesi.

Kondisi terparah dialami saat pandemi Covid-19 terjadi. Pembatasan aktivitas ekonomi membuat permintaan berbagai komoditas termasuk batu bara ambles. Harga pun sempat longsor ke bawah US$ 50/ton. 

Namun kini penguatan harga batu bara tak lepas dari adanya faktor disrupsi rantai pasok. Ketegangan antara China dan Australia membuat Negeri Panda memboikot impor batu bara dari Negeri Kanguru. 

Selama ini China banyak mengandalkan pasokan batu bara kokas dari Australia. Namun karena diboikot China mencari negara pemasok lain meskipun harganya mahal. Apalagi kondisi pertambangan batu bara domestik China tengah menghadapi kendala terutama memasuki musim penghujan (plum rain season).

Kebutuhan domestik yang melampaui kapasitas produksi membuat harga batu bara domestik China menjulang tinggi. Kebijakan relaksasi impor kecuali untuk Australia juga membuat harga batu bara global ikut terkerek naik termasuk Harga Batu Bara Acuan (HBA) RI bulan Juni yang tembus US$ 100/ton. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow Rekor, Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular