Forex

Gak Nyangka! Rand Afsel Jadi Jawara Mata Uang Lawan Dolar AS

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2021 19:00
Masyarakat Afrika Selatan antre sembako. AP/Themba Hadebe
Foto: Masyarakat Afrika Selatan antre sembako. AP/Themba Hadebe

Jakarta, CNBC Indonesia - Tabel klasemen mata uang dunia melawan dolar AS menunjukkan kejutan, nama-nama yang familiar seperti euro, yen Jepang, yuan China, atau poundsterling Inggris tidak ada di puncak.

Di awal tahun ini, mata uang Eropa sempat mendominasi papan atas, tetapi kini raja mata uang jatuh ke benua Afrika. Mata uang rand Afrika Selatan berada di puncak klasemen mata uang di pertengahan tahun 2021.

Melansir data Refinitiv, rand sepanjang tahun ini menguat lebih dari 7%, dan berada di level terkuat dalam lebih dari 2 tahun terakhir, tepatnya sejak Februari 2019. Pada perdagangan hari ini, Rabu (2/6/2021), rand berada di kisaran 13,7764/US$.

idrFoto: Refinitiv

Tunggu dulu, yang lebih mengejutkan lagi, rand menjadi mata uang terbaik di dunia meski tingkat pengangguran Afrika Selatan menembus 32,6% di kuartal I-2021. Level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Penyebabnya, tentu saja pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Biro Statistik Afsel melaporkan, sektor konstruksi menjadi yang paling banyak mengurangi tenaga kerja, disusul sektor perdagangan.

"Angka pengangguran tersebut mengindikasikan perekonomian masih terdampak pandemi Covid-19 dan efek dari lockdown 2020, banyak pekerja yang ahli masih belum aktif bekerja," kata Casey Delport analis dari Anchor Capital, sebagaimana dilansir Nasdaq, Selasa (1/6/2021).

Afrika Selatan termasuk sukses meredam penyebaran virus corona, tetapi kini sedang menghadapi risiko serangan gelombang ketiga. Di awal April, rata-rata selama 7 hari penambahan kasus Covid-19 sebanyak 780 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan pada pekan lalu dengan rata-rata 3.700 orang.

Keberhasilan meredam penyebaran virus corona tersebut menjadi salah satu pemicu penguatan mata uang rand. Apalagi, perbedaan suku bunga di Afsel dan Amerika Serikat juga cukup besar. Suku bunga di Afsel saat ini sebesar 3,5% dibandingkan dengan AS 0,25%.

Suku bunga Afrika Selatan sebenarnya sama dengan Indonesia, tetapi rupiah masih belum mampu menguat melawan dolar AS sepanjang tahun ini. Sebabnya, Indonesia belum pernah mampu menekan penyebaran kasus Covid-19, meski belakangan ini mulai terkendali.

Selain itu, bank sentral Afsel (SARB) dalam Finansial Stability Review bulan Mei masih optimistis perekomomian akan bangkit di tahun ini setelah mengalami resesi terdalam dalam lebih dari satu abad terakhir.

Dana Moneter International (IMF) memproyeksikan perekonomian Afrika Selatan akan tumbuh 3,9% di tahun ini, setelah mengalami kontraksi 7% tahun lalu.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Proyeksi Suku Bunga dan Kenaikan Harga Komoditas Buat Rand Melaju Kencang

Pelaku pasar kini memprediksi SARB akan menaikkan suku bunga acuannya paling cepat bulan November tahun ini. Artinya, akan jauh lebih cepat ketimbang bank sentral AS (The Fed) yang baru akan menaikkan suku bunga di tahun 2023.

Sebelumnya merespon pandemi Covid-19, SARB memangkas suku bunga sebanyak 4 kali dengan total 275 basis poin, dari 6,5% menjadi 3,5%.

Hasil survei dari Reuters menunjukkan sebanyak 24% dari analis yang disurvei memprediksi SARB akan menaikkan suku bunga akan dinaikkan paling cepat di bulan November 2021.

Sementara itu median survei tersebut menunjukkan para analis memperkirakan SARB akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 3,75% di pada bulan Januari atau Maret tahun depan, dan 25 basis poin lagi menjadi 4% pada Juli atau September.

Peluang kenaikan suku bunga tersebut membuat rand terus menguat melawan dolar AS hingga menjadi yang terbaik di tahun ini.

Jeff Schultz, Ekonom dari BNP Paribas Afrika Selatan dalam risetnya yang dirilis pertengahan Mei lalu menjadi salah satu yang memproyeksikan SARB akan menaikkan suku bunga pada bulan November. Proyeksi tersebut lebih cepat ketimbang riset sebelumnya yang memperkirakan suku bunga paling cepat dinaikkan pada Januari 2022.

Selain suku bunga yang naik terbilang cepat, kenaikan harga komoditas juga menopang penguatan rand. Platinum merupakan komoditas ekspor terbesar Afrika Selatan, berkontribusi sekitar 9,3% dari total ekspor. Kemudian ada bijih besi yang berkontribusi sekitar 6,5%, batu bara dan bahan bakar padat lainnya sebesar 5,3% dan emas sekitar 5,2% dari total ekspor.

Hampir semua komoditas tersebut mengalami kenaikan yang signifikan di tahun ini. Total nilai ekspor barang dan jasa Afrika Selatan nyaris 30% dari total PDB, sehingga dampaknya cukup besar bagi perekonomian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Tertekan, Rupiah Bisa Sentuh Rp 14.800/USD di Q2-2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular