
Baru Bisa Menguat Jelang Tutup Lapak, Ada Apa dengan Rupiah?

Sementara dari sisi eksternal, dolar AS sedang 'balas dendam'. Pada pukul 13:13 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,2%.
Berkebalikan dengan rupiah, dolar AS sedang menjalani masa prihatin. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index sudah terkoreksi 1,34%. Ini membuat dolar AS sudah 'murah' sehingga kembali menarik minat investor.
Setelah 'beringas' memburu aset-aset berisiko, pelaku pasar kini mulai menahan diri. Berdasarkan survei Reuters terhadap 35 fund managers di AS, Eropa, dan Jepang pada 10-27 Mei 2021, terlihat bahwa porsi saham dalam portofolio mereka mulai berurang.
Dalam survei tersebut, rata-rata porsi saham berada di 48,7%. Lebih rendah dibandingkan survei serupa bulan sebelumnya yang mencapai 49,8%, tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
"Kita menghadapi lingkungan yang lebih berisiko. Volatilitas meningkat dan instrumen lain seperti obligasi mulai positif. Oleh karena itu, menjadi penting untuk tetap waspada dan mulai mencairkan keuntungan di aset-aset berisiko," sebut Pascal Blanque, Group Chief Investment Officer di Amundi yang berbasis di Paris (Prancis), seperti dikutip dari Reuters.
"Kami masih yakin bahwa keuntungan dari pasar saham tetap ada dalam jangka waktu setahun ke depan. Namun saat siklus ini sudah mapan, valuasi sudah tinggi, maka keuntungan itu akan mulai tergerus," tambah Craig Hoyda, Senior Quantitative Analyst di Aberdeen Standard Investments, juga dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya ---> Inflasi AS Kian Meninggi
(aji/aji)
