Kacau! Malaysia Lockdown Nasional, Harga CPO Babak Belur

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
31 May 2021 12:17
A resident wearing a face mask collects her package behind barbed wire outside the Pangsapuri Permai housing which is placed under the enhanced movement control order (EMCO) due to the drastic increase in the number of Covid-19 cases recorded over the past 10 days in Cheras, outside Kuala Lumpur, Malaysia, Friday, May 28, 2021. Malaysia's latest coronavirus surge has been taking a turn for the worse as surging numbers and deaths have caused alarm among health officials, while cemeteries in the capital are dealing with an increasing number of deaths. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: AP/Vincent Thian

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Malaysia untuk menerapkan kembali lockdown (penguncian total wilayah) membuat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok signifikan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (31/5/2021).

Harga kontrak CPO pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif Exchange langsung drop RM 85/ton atau setara dengan 2,12% ke RM 3.925/ton. Padahal akhir pekan lalu harga CPO berhasil ditutup di RM 4.010/ton.

Melansir Reuters, Malaysia akan memulai penguncian nasional dua minggu mulai Selasa pekan ini. Aktivitas bisnis dan layanan yang non-esensial bakal ditutup untuk mengendalikan pandemi. Perkebunan kelapa sawit akan diizinkan beroperasi sedangkan sektor manufaktur diizinkan beroperasi dengan kapasitas yang dikurangi.

Kasus infeksi Covid-19 harian di Negeri Jiran terus mengalami lonjakan. Bahkan kondisi pertambahan kasusnya sudah melebihi India jika dilihat kasus harian per satu juta penduduknya.

Per 29 Mei lalu kasus infeksi harian Covid-19 tercatat mencapai 235,78 per 1 juta orang penduduk. Pembatasan mobilitas di Malaysia akan mengurangi konsumsi masyarakat terutama untuk sektor hotel, restoran dan katering. Permintaan untuk konsumsi minyak sawit pun menurun. Hal inilah yang menjadi pemicu turunnya harga.

Harga kontrak minyak nabati lainnya juga ikut mengalami koreksi. Di Bursa Komoditas Dalian, harga kontrak minyak kedelai dan kontrak minyal sawit yang aktif diperjualbelikan mengalami penurunan masing-masing 0,5% dan 0,6%.

Sepanjang pekan lalu, harga CPO naik 0,5%. Kendati ekspor Malaysia melesat fantastis di bulan April, tetapi kenaikan kasus Covid-19 menjadi penghambat kenaikan harga lebih lanjut selain harga juga sudah tergolong tinggi.

Berdasarkan data pemerintah yang baru Jumat lalu, ekspor Malaysia pada bulan April naik 63% dari tahun sebelumnya dan menjadikannya laju pertumbuhan tercepat dalam lebih dari dua dekade.

Ekspansi April melebihi perkiraan 10 ekonom yang berpartisipasi dalam jajak pendapat Reuters. Konsensus memperkirakan bakal ada kenaikan 52,4% di bulan April. Namun kenyataannya lebih tinggi. Peningkatan ekspor bulan April lebih tinggi dari pertumbuhan 31% yang dibukukan pada Maret.

Laju pertumbuhan tercepat sejak Februari 1998, dengan kenaikan pengiriman terlihat di semua kategori kecuali gas alam cair dan peralatan transportasi menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional Malaysia.

Di sisi lain ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat sepanjang 1-25 Mei meskipun tipis juga menjadi salah satu pendorong kenaikan harga CPO. Perusahaan surveyor kargo memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia naik 0,3% dibanding periode yang sama bulan lalu menjadi 1,105 juta ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Bahagia Sawit dari Swiss, Cuan buat CPO RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular