
Sempat Salip Goldman, Morgan Stanley Kok Tutup Bisnis Broker

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, broker saham berkode MS secara resmi mengumumkan untuk menghentikan kegiatan perantara perdagangan efek (PPE) atau brokerage (broker saham) di Indonesia.
Dalam keterangan yang disampaikan oleh manajemen MS, perusahaan ini akan tetap memfasilitasi perdagangan efek di Indonesia untuk kliennya, dengan bekerjasama dengan broker lokal.
"Morgan Stanley telah memutuskan untuk menghentikan kegiatan perantara pedagang efek di Indonesia. Kami akan tetap memberikan akses ke pasar ekuitas Indonesia kepada klien-klien global kami melalui kerjasama dengan mitra-mitra broker lokal berkelayakan," tulis pernyataan tersebut kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/5/2021).
Perusahaan ini memulai bisnisnya di Indonesia sejak 2007 setelah mendapatkan izin dari otoritas pada 2006.
MS mulai masuk ke bisnis penjamin emisi pada 2008 dan meluncurkan bisnis ekuitas institusi dalam negeri pada 2012 saat resmi menjadi Perantara Pedagang Efek (PPE) dan Anggo Bursa (AB) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ternyata mulai masuknya perusahaan ini ke bisnis ekuitas kala itu melalui proses yang panjang. Pasalnya MS harus bersaing dengan perusahaan serupa dari negara yang sama, yakni Goldman Sachs untuk mengakuisisi broker lokal, yakni Tiga Pilar Sekuritas.
Persaingan antara Morgan Stanley dan Goldman Sachs ini sebenarnya dimulai oleh Goldman yang mendekati sekuritas lokal tersebut.
Bahkan Goldman telah melakukan due diligence sebagai proses untuk mencaplok sekuritas tersebut. Maklum cara paling mudah untuk mendapatkan posisi sebagai Anggota Bursa (AB) adalah dengan mengakuisisi perusahaan yang sudah eksisting.
Namun sebuah sumber saat itu menyebut kendati proses sudah dimulai, namun antara Goldman dan Tiga Pilar tak kunjung tercapai kesepakatan.
Di tengah tak adanya kesepakatan ini, Morgan Stanley pun masuk hingga bisa mendapatkan restu dari regulator pasar modal.
"Kesepakatan ini hampir selesai dan regulator sudah mengetahui rencana tersebut," jelas salah satu sumber. Proses akuisisi diharapkan akan selesai sebelum akhir kuartal pertama 2012," kata sumber tersebut.
Kesepakatan yang dicapai saat itu untuk biaya akuisisi perusahaan milik keluarga Tan Pia Sioe ini mencapai Rp 50 miliar atau saat itu setara dengan US$ 6 juta.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perhatian! Morgan Stanley Bakal Tutup Bisnis Broker di RI
