Perundingan Nuklir Iran Bikin Harga Minyak Bak Roller Coaster

Tirta, CNBC Indonesia
27 May 2021 12:30
FILE PHOTO: Saudi Aramco's Ras Tanura oil refinery and oil terminal in Saudi Arabia, May 21, 2018. REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan kelanjutan perundingan nuklir antara Iran dengan dunia barat kembali menekan harga minyak mentah dunia. Setelah kemarin melesat, harga si emas hitam terkoreksi hari ini, Kamis (27/5/2021). 

Untuk kontrak berjangka Brent harganya turun 0,61% menjadi US$ 68,45/barel. Sementara itu harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) yang juga dikenal dengan light sweet harganya turun 0,54% ke US$ 65,85/barel. 

"Pasar tetap fokus pada perundingan nuklir Iran dan apakah sanksi terhadap ekspor minyak dicabut sepenuhnya, dan kapan," kata analis Citi dalam sebuah catatan sebagaimana diwartakan Reuters.

Apabila sanksi dicabut maka ada peluang suplai minyak Iran akan meningkatkan pasokan minyak global dan hal ini akan menjadi masalah besar untuk pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) pada 1 Juni nant.

Dalam pertemuan tersebut para produsen akan menilai apakah akan mengubah rencana mereka untuk mengurangi pembatasan produksi terhadap prospek peningkatan pasokan dari Iran.

Citi memperkirakan OPEC+ akan tetap pada rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 700.000 barel per hari (bph) minyak pada bulan Juni. Namun rencana grup untuk meningkatkan pasokan sebanyak 840.000 bph di bulan Juli menjadi dipertanyakan.

JPMorgan dalam risetnya tidak mengharapkan OPEC+ bakal menaikkan produksi melebihi apa yang telah disepakati untuk Mei hingga Juli dan akan memutuskan kenaikan di masa depan berdasarkan prospek permintaan.

Analis mengatakan peningkatan pasokan dari Iran akan terjadi secara bertahap. Bank investasi Wall Street JPMorgan memperkirakan Iran dapat menambah 500.000 bph minyak pada akhir tahun ini dan 500.000 bph pada Agustus 2022.

Kemarin pasar didukung oleh penurunan tajam persediaan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan. Namun sejatinya pasar masih diliputi kekhawatiran tentang menyusutnya permintaan di India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia seiring dengan lockdown yang masih diberlakukan di negara tersebut.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Anjlok 5% Sepekan, Banyak yang Ramal Minyak ke US$ 100

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular