Ternyata Ada Iran & AS di Balik Rebound Harga Minyak, lho

Tirta, CNBC Indonesia
24 May 2021 13:20
FILE PHOTO: Saudi Aramco's Ras Tanura oil refinery and oil terminal in Saudi Arabia, May 21, 2018. REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah naik di awal pekan ini terbantu dengan adanya perbaikan dari sisi permintaan sementara disrupsi di sisi pasokan kemungkinan masih terjadi. 

Setelah ambles sepekan kemarin, harga minyak mentah kembali bangkit. Hari ini Senin (24/5/2021), baik kontrak futures (berjangka) Brent dan West Texas Intermediate (WTI) naik setengah persen.

Hingga pukul 11.40 WIB waktu perdagangan Asia harga kontrak Brent dibanderol di US$ 66,81/barel, sementara itu untuk Light Sweet dipatok menjadi US$ 63,93/barel. 

Dari sisi permintaan, harga minyak mentah terbantu oleh relaksasi aktivitas ekonomi di negara-negara Barat terutama Paman Sam yang secara agresif melakukan vaksinasi sehingga bisa melonggarkan pengetatan. 

Akibatnya volume kendaraan dan mobilitas masyarakat di jalan raya mulai membaik dan mendongkrak permintaan terhadap bensin. 

Reuters mengabarkan volume lalu lintas di semua jalan turun kurang dari 4% pada Maret dibandingkan dengan bulan yang sama dua tahun lalu mengacu pada data Federal Highway Administration ("Tren volume lalu lintas" FHWA, Maret 2021).

Tingkat lalu lintas telah turun 41% pada April 2020 pada puncak gelombang pertama pandemi dan masih turun 11% hingga Desember 2020 selama gelombang kedua.

Penggunaan mobil kemungkinan meningkat lebih jauh pada bulan April dan Mei karena social distancing dilonggarkan dan lebih banyak bisnis layanan dan kantor dibuka kembali.

Peningkatan aktivitas mengemudi berarti lebih banyak konsumsi bahan bakar. Volume bensin yang dipasok ke pasar domestik yang merupakan indikator untuk konsumsi, turun hanya 4% menjadi 8,9 juta barel per hari dalam empat minggu terakhir hingga 14 Mei lalu dibandingkan dengan rata-rata lima tahun sebelum pandemi sebesar 9,3 juta barel per har (bph).

Dari sisi pasokan pelaku pasar mengantisipasi adanya badai di Teluk Meksiko dan kemungkinan alotnya perundingan penggunaan nuklir antara Iran dengan dunia barat. 

Angin dengan kecepatan 48-56 km per jam yang terpantau di Teluk Mexico disebut memiliki peluang 60% menjadi badai. Apabila badai terjadi maka ada peluang aktivitas produksi maupun distribusi menjadi terganggu. 

Beralih ke Tehran, Ketua parlemen Iran mengatakan bahwa kesepakatan pemantauan tiga bulan antara Teheran dan pengawas nuklir PBB telah berakhir dan aksesnya ke beberapa situs nuklir Iran akan dihentikan.

Para diplomat Eropa mengatakan, kegagalan untuk menyetujui perpanjangan kesepakatan pemantauan akan berdampak luas, pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 berpotensi terancam. 

Apabila tidak ada deal dan Iran masih dikenakan sanksi maka adanya kemungkinan Iran akan lebih leluasa menggenjot ekspor minyaknya menjadi kecil. Hal inilah yang membuat harga minyak berangsur bangkit. 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular