Cuan Musim Hujan di China, Harga Batu Bara Tembus US$ 112/Ton

Tirta, CNBC Indonesia
27 May 2021 11:38
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai cetak rekor tertinggi tahun ini, harga batu bara termal ICE Newcastle ditutup flat pada perdagangan kemarin, Rabu (26/5/2021). Harga kontrak batu bara yang aktif diperjualbelikan itu kini berada di US$ 112,25/ton. 

Sepanjang tahun 2021 (year to date/ytd), harga batu bara termal ini sudah naik 37,3%. Namun jika dibandingkan dengan satu tahun lalu harga batu bara sudah naik 100% sendiri. 

Naiknya harga batu bara tak terlepas dari kondisi ketatnya pasokan China. Apalagi jelang musim penghujan, risiko semakin tipisnya pasokan di tengah kenaikan permintaan membuat harga batu bara lokal melambung.

Kebijakan relaksasi impor yang terus dilakukan juga meningkatkan permintaan impor batu bara sehingga turut mengerek naik harga batu bara lainnya. Badan Keamanan Tambang China baru-baru ini mengeluarkan tindakan pencegahan banjir dengan memberikan peringatan bahwa akan adanya topan.

Tercatat bahwa curah hujan di Cina utara mungkin sangat deras, meskipun sebagian China selatan dan timur kemungkinan juga mengalami banjir yang serius.

Sebagian besar tambang batu bara China terletak di provinsi utara. Pemerintah mengutip insiden banjir baru-baru ini di tambang batu bara di Xinjiang dan Shanxi sebagai pengingat bagi sektor tersebut.

Dikatakan juga bahwa cuaca badai diperkirakan dapat menyebabkan pemadaman listrik di tambang batu bara, yang mengakibatkan kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir.

Tambang batu bara akan mengirim sinyal peringatan ke tambang tetangga segera setelah bahaya terkait cuaca terdeteksi, sehingga pekerja dapat mengungsi tepat waktu, kata pemerintah. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan yang lebih sering terhadap produksi batu bara sebagaimana diwartakan Argus Media.

Kondisi ini akan semakin membuat produksi batu bara China terganggu. Hal ini tentu saja menjadi risiko ke atas untuk harga batu bara baik China maupun batu bara negara lain yang memasok ke China.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow Rekor, Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular