
Ritel Babak Belur! Ini Nasib Ramayana-Matahari-Sogo dkk di Q1

Pada triwulan pertama tahun 2021, MAPI dan RALS mencatatkan penurunan liabilitas dari kuartal sebelumnya akhir tahun lalu, sedangkan liabilitas LPPF naik sedikit.
Liabilitas Ramayana turun 3,33% dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,56 triliun kini menjadi Rp 1,51 triliun.
Adapun liabilitas MAPI turun 0,61% menjadi sebesar Rp 11,08 triliun. Penurunan ini memang terlihat kecil akan tetapi jika dibandingkan dengan peningkatan liabilitas MAPI sepanjang tahun lalu yang mencapai 69,82% dari Rp 6,56 triliun menjadi Rp 11,15 triliun, kinerja MAPI dapat dikatakan sudah mulai bergerak ke arah yang lebih baik.
Sedangkan Matahari masih mengalami peningkatan liabilitas sebesar 2,67% menjadi Rp 5,89 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Sebelumnya berdasarkan laporan keuangan tahun 2020, liabilitas perusahaan sepanjang tahun 2020 naik 85,92% dari semula Rp 3,08 triliun pada akhir 2019 meningkat menjadi Rp 5,73 triliun akhir tahun lalu.
Aset ketiga perusahaan ini tidak mengalami perubahan signifikan, aset Matahari tercatat stabil di angka Rp 6,31 triliun dengan jumlah Kas dan setara kas turun menjadi sebesar Rp 294,55 miliar.
Aset Ramayana terkoreksi sedikit turun menjadi Rp 5,14 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 5,28 triliun, tercatat jumlah kas dan setara kas turun menjadi Rp 1,06 triliun.
Senada dengan Ramayana, aset MAPI juga mengalami sedikit penurunan dari yang semula Rp 11,15 triliun turun menjadi Rp 11,08 triliun. Kas dan setara kas MAPI pun ikut turun, tersisa Rp 2,18 triliun pada kuartal pertama 2021,
Peningkatan liabilitas menjadikan ekuitas Matahari turun 26,43% menjadi Rp 427,52 miliar dari semula Rp 581,11 miliar. Penurunan nilai aset juga membuat ekuitas Ramayana turun sedikit menjadi Rp 3,63 triliun dari semula Rp 3,71 triliun. Adapun ekuitas MAPI tercatat stabil naik 0,91% menjadi Rp 6,55 triliun.
Meskipun masih belum pulih secara sempurna, industri ritel secara perlahan sudah mulai menutupi gap buruknya kinerja keuangan pada tahun pandemi 2020 lalu.
Misalnya, MAPI, mencatatkan laba bersih di kuartal I melesat 223% menjadi Rp 26,08 miliar dari semula hanya untung Rp 8,07 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Menurut Ratih D. Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, kinerja MAPI di kuartal pertama masih tertekan terutama disebabkan oleh tantangan pada rantai pasokan dan langkah-langkah pengendalian jarak sosial dan pandemi yang diberlakukan oleh pihak berwenang.
Ratih menyampaikan, potensi penjualan perseroan secara menyeluruh masih terkendala oleh pengurangan jam operasional pusat perbelanjaan di Indonesia sebagai dampak dari pandemi.
Namun dia punya keyakinan bisnis akan membaik. "Kami meyakini kinerja pada kuartal ke-2 akan jauh lebih baik seiring dengan keseimbangan antara inventory dengan penyesuaian strategi perusahaan," kata Ratih, dalam keterangannya.
[Gambas:Video CNBC]
