Market Cap BCA Drop Rp 15 T, HM Sampoerna Salip Chandra Asri

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 May 2021 11:57
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah sepanjang pekan lalu dan investor kembali melepas kepemilikannya di pasar saham Indonesia.

Pekan lalu, IHSG ambles 1,04% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan lalu (21/5/2021), IHSG ditutup melemah 0,42% ke level 5.773,12. Investor asing membukukan jual bersih Rp 460 miliar pada pekan lalu.

Alhasil karena IHSG kembali ambruk, maka total kapitalisasi pasar terbesar (big cap) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali turun pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan data BEI, total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-saham big cap kembali turun menjadi Rp 2.824 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 2.877 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten21 Mei 2021No.Emiten11 Mei 2021No.Emiten7 Mei 2021
1.Bank Central Asia/BBCA7761.Bank Central Asia/BBCA7911.Bank Central Asia/BBCA781
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI4752.Bank Rakyat Indonesia/BBRI4872.Bank Rakyat Indonesia/BBRI495
3.Telkom/TLKM3243.Telkom/TLKM3153.Telkom/TLKM316
4.Bank Mandiri/BMRI2694.Bank Mandiri/BMRI2734.Bank Mandiri/BMRI275
5.Unilever/UNVR2135.Unilever/UNVR2155.Astra/ASII216
6.Astra/ASII2046.Astra/ASII2126.Unilever/UNVR211
7.Sampoerna/HMSP1457.Chandra Asri/TPIA1567.Chandra Asri/TPIA167
8.Chandra Asri/TPIA1428.Sampoerna/HMSP1518.Sampoerna/HMSP150
9.Bank Jago/ARTO1389.Bank Jago/ARTO1449.Bank Jago/ARTO139
10.Emtek/EMTK13810.Emtek/EMTK13310.Emtek/EMTK138

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (21/5/2021)

Berdasarkan data di atas, pergerakan mayoritas big cap belum berubah, di mana masih mengalami penurunan market cap-nya. Hanya tiga saham yang market cap-nya masih mengalami kenaikan.

Market cap 'raja kapitalisasi pasar', yaknisaham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) hingga Jumat (21/5/2021) akhir pekan lalu mencapai Rp 776 triliun, turun Rp 15 triliun dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp 791 triliun. Penurunan market cap BBCA merupakan penurunan terbesar pada akhir pekan lalu.

Selanjutnya, market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga turun menjadi Rp 475 triliun atau turun sebesar Rp 12 triliun.

Sementara untuk market cap PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) berhasil menyusuli market cap PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pada akhir pekan lalu, di mana market cap HMSP saat ini berada di posisi ke-7 dengan nilai sebesar Rp 145 triliun dan market cap TPIA menduduki posisi ke-8 dengan nilai sebesar Rp 142 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Indeks sektor bahan baku (basic materials) menjadi beban bagi IHSG karena anjlok 7,84% pada pekan lalu. Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ambles 2,91%, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) minus 7,17%, sementara PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) anjlok 4,25%.

Sementara itu, indeks sektor keuangan, yang menjadi kontributor terbesar IHSG juga menjadi beban karena turun 3,26% pada pekan lalu.

Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melemah 1,27%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berkurang 1,85%, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terkoreksi 0,26%.

Pekan lalu adalah pekan pertama bursa saham Indonesia dibuka penuh setelah libur Idul Fitri. Bisa jadi pasar masih jetlag karena cukup lama 'beristirahat'.

Namun secara umum, bursa saham global sedang menghadapi periode yang berat. Di Amerika Serikat (AS), indeks S&P 500 terkoreksi 0,29% secara mingguan, sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,36%.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kemungkinan yang menjadi penyebabnya, di mana investor khawatir. Setelah Eropa, kini kekhawatiran pasar (dan dunia) tertuju ke Asia.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di negara-negara Asia Selatan dan Timur per 20 Mei 2021 mencapai 29.258.662 orang. Bertambah 298.324 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Malaysia mulai menjadi sorotan dunia. Pada Kamis pekan ini, 59 orang meninggal dunia akibat serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Ini adalah angka kematian harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Negeri Harimau Malaya.

Kini total pasien positif corona di Malaysia adalah 492.302 orang. Di level Asia Tenggara, hanya lebih sedikit dari Indonesia dan Filipina. Dinamika ini membuat pemerintah Malaysia memberlakukan karantina wilayah (lockdown) yang dalam 'kearifan lokal' disebut Movement Control Order (MCO).

Tidak hanya Malaysia, Singapura dan Taiwan juga terpaksa memberlakukan lockdown karena lonjakan kasus corona. Perkembangan ini membuat pelaku pasar belum berani untuk bermain agresif dan cenderung menghindari aset-aset berisiko seperti saham. Ini yang sedang terjadi di bursa saham dunia, tidak terkecuali Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular