
Beda Nasib Blue Bird-MPPA-Bank Jago, Semuanya Koleksi GoTo!

Memang, kinerja saham BIRD di atas tampaknya selaras dengan kinerja keuangannya yang jeblok sepanjang tahun lalu. Pendapatan perusahaan melorot 49,44% menjadi Rp 2,46 triliun pada 2020.
Sejurus dengan pendapatan yang turun, laba bersih perusahaan yang sebesar Rp 314,56 miliar pada 2019 berubah menjadi rugi bersih sebesar Rp 161,35 miliar pada tahun lalu.
Seperti sektor lainnya, Blue Bird ikut terdampak pagebluk Covid-19 yang membatasi pergerakan orang-orang dan akhirnya membuat perekonomian lesu. Di sisi lain, persaingan dengan taksi online juga turut berdampak pada bisnis ini.
Adapun per kuartal I tahun ini, pihak Blue Bird juga kembali menelan rugi sebesar Rp 28,25 miliar, dari sebelumnya mencatatkan laba bersih Rp 13,74 miliar pada triwulan pertama 2020.
Namun, tidak seperti saham BIRD, kinerja saham ARTO dan MPPA tidak memperlihatkan kondisi fundamental perusahaan yang sedang tertekan. Kedua saham tersebut terus menanjak di tengah perusahaan yang masih membukukan rugi bersih.
Per 31 Desember 2020, ARTO kembali membukukan rugi bersih sebesar Rp 189,57 miliar, dari rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 121,97 miliar. Sementara, per akhir Maret 2021, ARTO masih menanggung rugi bersih Rp 38,13 miliar.
Adapun kinerja keuangan Matahari Putra Prima dalam 4 tahun belakangan tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Pasalnya, sejak 2017 MPPA terus mengalami rugi bersih.
Terbaru, pengelola Hypermartini membukukan rugi bersih Rp 405,31 miliar pada 2020. Angka ini berkurang 27% dari rugi bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 552,68 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
