Kenapa Heboh dengan IPO GoTo? Cek Dulu Fakta Jeroan Bisnisnya

Tri Putra, CNBC Indonesia
21 May 2021 09:25
Anita, salah satu pemilik usaha yang bergabung dengan Grab Food. (Dok. Grab)
Foto: Anita, salah satu pemilik usaha yang bergabung dengan Grab Food. (Dok. Grab)

Setali tiga uang dengan bisnis ride hailing, bisnis pengantaran makanan terutama di Amerika Serikat juga masih kurang menjanjikan. Hal ini tercermin dari salah satu pemimpin pasar AS di bidang pengantaran makanan yakni DoorDash yang juga belum pernah membukukan laba bersih sekalipun.

Tercatat di tahun 2019 DoorDash terpaksa merugi US$ 667 juta, sedangkan di tahun 2020 rugi bersih tersebut terpangkas menjadi US$ 461 juta.

Meskipun demikian dalam berberapa kali kesempatan Co-CEO Gojek Andre Sulistyo mengatakan bahwa perseroan optimistis bahwa lini bisnis GoFood akan menjadi salah satu tumpuan utama monetisasi alias pencetak laba perusahaan.

"Ride-hailing bisa saja terus jadi bisnis negatif (rugi), tetapi itu tak masalah karena ride-hailing adalah cara termurah bagi kami untuk menarik pelanggan baru ke platform, kemudian kami memberikan mereka [tawaran] nilai tambah makanan , pembayaran digital dan pinjaman, dan monetisasi dari itu." Ujar Andre Sabtu (5/10/2019).

Menarik tentunya untuk dipantau apakah benar Gojek nantinya mampu memonetisasi bisnis pengantaran makanan GoFood di tengah kegagalan perusahaan serupa di negeri Paman Sam untuk mencetak laba.

(trp/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular