
Sederet Fakta-fakta Gagal Bayar MTN Tridomain Peformance

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen bahan baku aneka industri, PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) menyatakan sedang melakukan negosiasi dengan pemegang Medium Term Note (MTN) yang sebelumnya gagal bayar usai melewati jatuh tempo.
Seperti diketahui, perseroan belum dapat melunasi pokok Medium Term Note (MTN) II Tridoman Performance Materials Tahun 2018 yang jatuh tempo pada 27 April 2021.
Selain MTN II, ada dua MTN lagi yang akan jatuh tempo di tahun ini, yakni MTN I Tridomain Performane Materials I Tahun 2017 yang akan jatuh tempo 18 Mei 2021 dengan pokok US$ 20 juta dan MTN III Tridomain Performance Materias yang akan jatuh tempo 4 Juli 2021 dengan pokok senilai Rp 100 miliar.
Manajemen perseroan, dalam paparan publiknya menyampaikan, perusahaan telah merencanakan skema restrukturisasi untuk pembayaran pokok dan kupon MTN tersebut.
"Perusahaan akan kembali pulih, estimasi 3 tahun mudah-mudahan bisa lebih cepat, kalau lebih lama agar tidak lebih dari 2 atau 3 tahun," kata Financial Advisor Tridomain, Hendri Kurniadi dalam paparan publik secara virtual, Selasa (11/5/2021).
Berikut ini sederet Fakta-fakta Gagal Bayar MTN Tridomain:
1. Pandemi Jadi Penyebab Gagal Bayar
Presiden Direktur TDPM, Harjono menyampaikan, pandemi yang berkelanjutan di luar antisipasi mempengaruhi operasional perseroan, di samping pendanaan di masa pandemi yang tidak mudah.
"Perseroan masih beroperasi dengan baik dengan tetap menjaga agar tidak ada PHK karyawan dan hubungan baik dengan stakeholders tetap terjaga," katanya.
Selain itu, faktor yang menjadi penyebab gagal bayar tersebut, perusahaan melakukan investasi jangka panjang sehingga pembiayaan ditempuh melalui penerbitan MTN. Tidak hanya itu, di masa pandemi Covid-19, perseroan juga mengalami penurunan omzet.
Kedua pemunduran pembayaran. Ketiga proses produksi dengan melakukan protokol kesehatan dirasa cukup sulit melakukan penyesuaian.
Selanjutnya, untuk mendapat fasilitas pendanaan di masa pandemi, tidak semudah pada kondisi normal.
2. Portofolio Reksa Dana Terimbas
Perseroan terus melakukan negosiasi denganpemegang MTN, termasuk dengan Mandiri Manajemen Investasi (MMI), yang menjadikan MTN II Tridomain sebagai aset dasar (underlying asset) Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 147 (CPF147). Perseroan meyakini, saat ini baru MMI yang terimbas gagal bayar MTN perseroan.
"Setahu kami hanya Mandiri Manajemen Investasi. Perlu waktu untuk mempelajari lebih lanjut profil MTN Holders keseluruhan," bebernya.
Tak hanya itu, negosiasi dengan MTN Holders terkait juga difasilitasi oleh agen pemantau.
3.Rencana Aksi Korporasi
Perseroan berencana melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement. Hanya saja, perseroan belum bisa merinci lebih jauh siapa yang akan menjadi stanby buyer dalam rencana penambahan modal tersebut mengingat masih dalam proses penjajakan dan pembicaraan dengan investor strategis.
"Aksi korporasi sangat dimungkinkan khususnya yang berkaitan dengan modal, baik melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement, hal tersebut juga sudah dikomunikasikan dengan OJK," ujarnya.
Perseroan menunda rencana penerbitan obligasi dan sukuk tersebut karena adanya keterlambatan pembayaran pokok MTN II, selain itu juga karena adanya penurunan rating.
4. Potensi Bisnis TDPM
Harjono menjelaskan, perseroan melalui entitas anak sudah beroperasi selama 30 tahun. Seluruh kapasitas produksi dapat dimanfaatkan sepanjang modal kerja dapat terpenuhi.
"Saat ini tentunya perseroan dan entitas anak mengandalkan dana internal juga dukungan dari supplier," bebernya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article TDPM Rentan Gagal Bayar Utang, Peringkat Dipangkas jadi idCCC