
Kabar Gembira, Penantian IPO Gojek-Tokopedia Dkk Makin Jelas

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengebut pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) tiga perusahaan start up kelas kakap di tahun ini. Saat ini sudah ada tiga start up yang menyampaikan pendaftaran IPO-nya ini.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan pendaftaran IPO telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
"Sudah masuk filling-nya. Nah ya kita kejarlah semoga tahun ini bisa melantai," kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Senin (17/5/2021).
Tiga perusahaan yang disebut-sebut pelaku pasar yang telah mengajukan dokumen IPO-nya ke bursa adalah Gojek, Bukalapak dan Traveloka. Namun hal ini tak segera dikonfirmasi oleh pihak bursa.
Untuk diketahui Gojek memang dikabarkan akan IPO di tahun. Dana yang dihimpun, Bloomberg memperkirakan valuasi perusahaan Gojek setelah merger dengan Tokopedia akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$ 35 miliar sampai dengan US$ 40 miliar atau kisaran Rp 490 triliun - Rp 560 triliun dengan kurs Rp 14.000 per US$.
Jika target dana yang dihimpun dalam IPO sebesar 10% saja dari valuasi keduanya, nilainya mencapai Rp 49 triliun sampai dengan Rp 56 triliun.
Sejumlah pelaku pasar meyakini IPO Gojek akan dilakukan setelah mega merger dengan Tokopedia dilakukan. Apalagi, manajemen Gojek dikabarkan telah mengumumkan rencana merger ini kepada karyawannya.
"Gojek Tokopedia resmi merger. Sudah diumumkan dalam internal Townhall meeting mereka," ujar salah satu sumber.
Sedangkan rencana IPO Traveloka ini memang telah lama disebut, namun yang paling jelas adalah rencana IPO di bursa Amerika Serikat. Disebutkan bahwa IPO ini akan dilakukan melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus (special-purpose acquisition companies/SPAC).
Namun belum ada informasi, apakah Traveloka akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.
Menurut CB Insights hingga 2017 lalu Traveloka memiliki valuasi senilai US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun (kurs Rp 14.000/US$). Perusahaan ini memiliki deretan investor di belakangnya seperti Expedia Group Inc., Rocket Internet SE, GIC Pte, dan JD.com.
Saat ini Traveloka tak hanya beroperasi di Indonesia namun juga di negara-negara Asia Tenggara.
Chief Executive Officer (CEO) Traveloka Ferry Unardi mengatakan dana IPO ini akan digunakan untuk melakukan akuisisi atau merger dengan perusahaan lain.
"Jika kami dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan," kata Ferry dalam wawancaranya dengan Bloomberg Television.
Tak jauh berbeda, Bukalapak juga dikabarkan akan melakukan IPO melalui SPAC.
"Bukalapak dapat bernilai US$ 4 miliar hingga US$ 5 miliar dalam potensi merger SPAC," tulis Bloomberg menurut seorang sumber.
"Pembahasan masih dalam tahap awal dan belum ada keputusan akhir yang dibuat," lanjutnya.