Nilai Transaksi Saham Susut, tapi Cek Saham Ini Biar Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 May 2021 14:55
Ilustrasi IHSG
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Untuk sektor pilihan bulan ini, Martha dan Tim Investment Information Mirae Asset Sekuritas memilih sektor barang konsumsi primer seperti PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feddmill Tbk (MAIN).

Di sektor properti ada PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Sektor bahan baku, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS), dan beberapa pilihan lainnya, yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan PT Mitra Pinashtika Mustika Tbk (MPMX).

Pada kesempatan yang sama, Dhian Karyantono, Fixed Income Analyst Mirae Asset Sekuritas, juga memprediksi faktor makroekonomi yang positif tadi dapat mengangkat harga obligasi pemerintah (surat berharga negara/SBN) sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield) di pasar.

Dia memprediksi hingga Juni, harga SBN tenor acuan 10 tahun dapat naik dan menurunkan yield-nya hingga di bawah 6% pada kuartal III/2021. Saat ini, lanjutnya, harga SBN acuan 10 tahun sudah turun sejak awal tahun dan membuat yield-nya naik hingga di kisaran 6,5%.

Pergerakan harga dan yield obligasi di pasar sekunder saling bertolak belakang, dan yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Dhian juga memprediksi kondisi makroekonomi global khususnya yang dipicu kekhawatiran inflasi di AS sempat memicu kenaikan yield obligasi pemerintah AS (US Treasury), menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan menaikkan indikator risiko Indonesia (CDS).

"Namun, Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter mengingat dua hal utama yaitu inflasi domestik yang masih rendah serta terkendalinya defisit neraca berjalan (CAD)," ujar Dhian.

Sebelumnya, harga US Treasury tenor acuan 10 tahun turun dan sempat membuat yield-nya naik hingga menembus 1,76% pada akhir Maret dan saat ini sudah mereda dan berada pada kisaran 1,6%.

Menueurnya, saat ini harga SBN acuan 10 tahun sudah turun sejak awal tahun dan membuat yield-nya naik sekitar 63 basis poin (bps) sejak awal tahun hingga sekarang di kisaran 6,5%. Meski yield SBN naik, penerbitan obligasi korporasi di dalam negeri relatif meningkat sejak awal tahun.

Kenaikan yield SBN tersebut masih lebih kecil daripada rerata kenaikan yield obligasi pemerintah kategori layak investasi (investment grade) dunia yang naik sebesar 82 bps dan kategori non-investment grade yang rata-rata kenaikannya mencapai 352 bps. Hitungan 100 basis poin (bps) setara dengan 1%.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular