
Emiten Tekstil Dihimpit Utang, Kena Demo Cicil Bayar THR

Selain Sritex, emiten tekstil PT Pan Brothers juga didemo karyawan terkait masalah pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR).
Rabu kemarin (5/5), sejumlah pekerja Pan Brothers di pabrik Boyolali, Jawa Tengah, melakukan aksi demontrasi. Mereka menyatakan ketidakpuasannya atas kebijakan perusahaan yang membayar Tunjangan Hari Raya (THR) dengan cara dicicil.
Informasi ini terungkap dalam unggahan video viral di Youtube berdurasi singkat sekitar 0,33 detik yang berisi riuhnya massa buruh yang menyerbu pabrik perusahaan tekstil tersebut. Ribuan buruh pabrik garmen tersebut juga memenuhi dan menutup akses jalan Mojosongo-Teras. Bahkan, mereka juga tampak membakar ban di tengah jalan.
Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto mengakui, saat ini perseroan menghadapi tantangan likuiditas yang ketat, perseroan, kata Anne harus membagi arus kas dengan membayar kewajiban ke bank dan supplier, berikut dengan gaji dan THR yang harus dibayarkan kepada para pekerja.
"Pan Brothers sanggup membayar THR, asal dicicil, nggak bisa full. THR nantinya semua akan dibayarkan," kata Anne, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (5/5/2021).
Lebih lanjut dijelaskan Anne, di tengah kondisi likuiditas yang ketat akibat pandemi, perseroan harus memutar otak agar roda bisnis PBRX tetap berjalan dan menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
"Kalau supplier tidak dibayar on time kan nanti jadi bermasalah [ke produksi]. Kita ini mau menghindari PHK," kata Anne.
Dia menyebut saat ini manajemen dan karyawan sudah menemukan upaya terbaik mengatasi masalah tersebut. "Sudah selesai, mereka mengerti. Kita pulangkan setengah hari untuk mencegah kerumunan," imbuhnya.
Sementara itu, dalam keterangan resmi yang disampaikan direksi Pan Brothers, Rabu kemarin, perseroan memang mengumumkan secara lisan kepada seluruh karyawan bahwa saat ini kondisi arus kas perusahaan agak ketat, sehubungan dengan pemotongan modal kerja (bilateral) dari pihak perbankan sehingga tersisa sepuluh persen dari kondisi sebelumnya dan ini mengganggu arus kas.
Untuk menjaga kelangsungan pabrik supaya tetap bekerja penuh tanpa terjadi pengurangan pekerja, perusahaan perlu membagi berbagai arus dana pembayaran ke supplier dan pihak terkait lainnya termasuk salah satunya dengan melakukan pembayaran secara bertahap THR.
"Maksimal THR akan dibayar secara bertahap sebanyak lima kali. Jika Likuiditas tersedia di mana pihak perbankan mengaktifkan sebagian fasilitas kami. pembayaran THR otomatis akan dipercepat dan terselesaikan di bulan September 2021 paling lambat," tulis keterangan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
