
Ada 593.000 Mobil Diramal 'Mudik', Apa Dampak ke Jasa Marga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Adanya larangan mudik pada Lebaran 2021 menekan mobilitas masyarakat kawasan Ibu Kota. Emiten pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) memprediksi jumlah kendaraan yang keluar dari wilayah Ibu Kota dan sekitarnya naik dibandingkan dengan Lebaran 2020.
BUMN ini memprediksi jumlah kendaraan yang keluar Jabotabek pada waktu larangan mudik berlaku 6-12 Mei (H-7 sampai H-1) bisa mencapai 593.185 kendaraan.
Jumlah prediksi ini sebetulnya turun 49,53% dari lebaran 2019 , tapi melonjak dibandingkan lebaran 2020 sebesar 27,19%. Sementara itu, dibandingkan dari lalu lintas kendaraan di periode normal tahun 2020, prediksi kendaraan yang keluar Jabotabek turun 35%.
Angka yang didapat merupakan kumulatif arus lalu lintas dari beberapa gerbang tol (GT) di antaranya GT Cikupa (Arah Barat), GT Ciawi (arah selatan), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah timur).
"Prediksi puncak lalu lintas pada tanggal 11 Mei 2021 (H-2) sebesar 109.327 kendaraan," kata Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga, Atika Dara Prahita, dalam konferensi pers, Selasa kemarin (4/5/2021).
Peningkatan juga terjadi pada masa pengetatan mudik pada Rabu 5 Mei 2021, dengan jumlah 138.508 kendaraan yang meninggalkan Jabotabek.
Sementara itu, prediksi jumlah kendaraan yang masuk Jabodetabek periode 15 - 21 Mei (H+1 sampai H +7) diramal mencapai 581.224 kendaraan, atau turun 58,85% dari lebaran 2019. Namun naik 32,5% dari lebaran 2020 dan turun 34,5% dari lalu lintas normal 2020.
Atika menjelaskan strategi yang akan dilakukan selama masa peniadaan mudik ialah mulai dari penyediaan posko cek poin, penyekatan arus mudik bersama Kepolisian dan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Selain itu juga dilakukan pemantauan melalui CCTV dan Sky Patrol menggunakan helikopter.
"Nantinya juga akan berkoordinasi dengan Satgas Covid - 19 untuk pelaksanaan random check sampling test antigen di TIP KM 519 Solo Ngawi, TIP KM 57A Jakarta, TIP KM 72A & TIP KM 88A Cipularang," jelasnya.
Atika pun menjelaskan kenapa prediksi kendaraan meningkat di Lebaran 2021. Hal ini lantaran periode saat ini adalah lebaran kedua di masa pandemi, walaupun kondisi masih sama seperti tahun lalu. Tapi rata-rata traffic tol memang sudah ada peningkatan dari tahun kemarin sekitar 85%.
"Karena memang ada peningkatan arus tol Desember sudah 85% dari Januari, lalin [lalu lintas] normal saat ini sudah tinggi, itu yang menjadi dasar prediksi kami. Dari Februari/Maret sudah ada growth peningkatan volume lalu lintas," jelasnya.
Dampak ke JSMR?
Terkait dengan kinerja pendapatan jalan tol selama pandemi, Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru menjelaskan pendapatan tol belum bisa dilihat dari satu dua minggu kinerja, tapi harus dilihat kinerja keseluruhan satu tahun.
"Lihat Mei tahun kemarin turunnya 50% akibat pandemi tapi hingga Desember hanya turun 13%, kita lihat apalagi Januari - Februari kemarin kinerja lalu lintas di atas RKAP [rencana kerja dan anggaran perusahaan], walaupun saat puasa ada pembatasan ada pengetatan jadi ada penurunan saat Ramadan," kata Dwimawan.
Tahun lalu, JSMR mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 501,05 miliar sampai dengan 31 Desember 2020 atau turun 77,3% dari tahun sebelumnya Rp 2,20 triliun.
Anjloknya perolehan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 47,98% menjadi Rp 13,70 triliun dari periode tahun 2019 sebesar Rp 26,34 triliun.
Rinciannya, pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan tol sebesar Rp 8,76 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp 10,13 triliun. Pendapatan konstruksi Rp 4,11 triliun yang juga anjlok dari sebelumnya Rp 15,36 triliun.
Sedangkan, pendapatan usaha lainnya memberikan kontribusi sebesar Rp 824,73 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semester I-2021, Jasa Marga Cetak Laba Bersih Rp 856 M
