Analisis Teknikal

Indeks Dolar AS Merosot Lagi, Waktunya Rupiah "Balas Dendam"

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 May 2021 08:57
An employee counts U.S. dollar banknotes at a currency exchange office in Jakarta, Indonesia October 23, 2018. Picture taken October 23, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas dolar AS di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.445/US$ Senin kemarin. Sementara pada perdagangan hari ini, Selasa (4/5/2021), rupiah berpeluang bangkit lagi sebab indeks dolar AS kembali turun 0,37% pada perdagangan Senin.

Rupiah kemarin mendapat tekanan dari luar dan dalam negeri. "Tsunami" penyakit virus corona (Covid-19) di India membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan dolar AS lebih unggul ketimbang mata uang emerging market.

Sementara itu dari dalam negeri, inflasi inti yang melambat menunjukkan daya beli masyarakat yang masih rendah. Meski ada data bagus, IHS Markit kemarin melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang tercermin dari purchasing managers' index (PMI) bulan April melesat menjadi 54,6 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah, melewati rekor sebelumnya 53,2 yang dicapai pada bulan Maret.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 menunjukkan dunia usaha tengah dalam fase ekspansi.

Itu artinya sektor manufaktur sudah berekspansi dalam 6 bulan beruntun, dan mencatat rekor dalam 2 bulan terakhir.

"Kunci dari perbaikan ini adalah pertumbuhan pemesanan baru (new orders) yang sangat pasar. Dunia usaha melakukan ekspansi yang signifikan, dan mencatat rekor tertinggi sejak survei dilakukan pada April 2011," sebut keterangan resmi IHS Markit, Senin (3/5/2021).

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR memiliki potensi menguat setelah mampu bertahan di bawah Rp 14.500/US$.

Rupiah juga berada di dekat rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di di kisaran Rp 14.400-14.420/US$. Level tersebut kini menjadi support terdekat.

Potensi penguatan rupiah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah saat ini masih di atas MA 50 hari, MA 100 dan MA 200. Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA yang menjadi penghalang rupiah untuk menguat jauh.

Jika MA 50 mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran Rp 14.370-14.380/US$. Rupiah berpeluang menguat lebih tajam jika mampu menembus konsisten di bawah MA 100.

Sementara jika tertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.500/US$. Resisten kuat berada di kisaran Rp 14.530/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RBA Kerek Suku Bunga Lagi, Kurs Dolar Australia Malah Jeblok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular