RBA Kerek Suku Bunga Lagi, Kurs Dolar Australia Malah Jeblok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 August 2022 13:05
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia turun melawan rupiah pada perdagangan Selasa (2/8/2022), padahal bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) kembali menaikkan suku bunga.

Pada pukul 11:44 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.397/AU$, merosot 0,41% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

RBA di bawah pimpinan Philip Lowe pada pengumuman kebijakan moneter siang ini menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,85%. RBA kini sudah menaikkan suku bunga dalam 4 bulan beruntun dan berada di level tertinggi dalam 6 tahun terakhir.

Kenaikan tersebut sesuai ekspektasi, tetapi sebelumnya sempat beredar spekulasi akan ada kenaikan 75 basis poin akibat tingginya inflasi.

Biro Statistik Australia pada pekan lalu melaporkan inflasi kuartal II-2022 menembus 6,1% year-on-year (yoy). Kemudian inflasi inti tembus 4,9% (yoy), lebih tinggi dari kuartal I-2022 sebesar 3,7%, dan semakin jauh di atas target RBA 2% - 3%.

Dalam pernyataannya, Lowe melihat inflasi akan mencapai puncaknya di akhir tahun ini, kemudian akan menurun menuju target 2% - 3%.

Pernyataan tersebut menjadi indikasi RBA tidak akan lebih agresif lagi, bahkan ada kemungkinan akan mengendur dalam menaikkan suku bunga ke depannya. Hal ini membuat dolar Australia melemah.

Sementara itu dari dalam negeri, inflasi mulai meninggi. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2022. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi, inflasi semakin tinggi.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61%.

Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Inflasi inti juga tercatat naik menjadi 2,68% (yoy) lebih tinggi dari sebelumnya 2,63% (yoy).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi periode Juli 2022 sebesar 0,53% mtm.Sementara inflasi tahunan diperkirakan 4,89%.

Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, kembali menegaskan tidak perlu merespon kebijakan negara lain dengan menaikkan suku bunga.

"Dasar utama kebijakan suku bunga didasarkan perkiraan inflasi inti ke depan dan keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tak otomatis suku bunga bank sentral negara lain naik, suku bunga BI juga naik," jelas Perry dalam konferensi pers, Senin (1/8/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkat Pengangguran Terendah 50 Tahun, Dolar Australia Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular