Roundup

Pantau 8 Kabar 'Hot' Ini! Laba ANTM-Boy Thohir Lepas MDKA

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
04 May 2021 08:55
Boy Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Di hari pertama perdagangan bulan Mei, bursa saham domestik masih terkoreksi dan bergerak di teritori negatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,72% ke level 5.952,59 poin.

Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 9,16 triliun dengan frekuensi 1,03 juta kali. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 106,45 miliar. Sedangkan, jika diakumulasi sejak awal tahun, asing melakukan pembelian senilai Rp 8,42 triliun.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa (4/5/2021):

1.7 BUMN Bakal Dibubarkan, Tak Ada Operasional Sama Sekali

Sebanyak tujuh Badan Usaha Mimlik Negara (BUMN) direncanakan untuk dibubarkan lantaran perusahaan-perusahaan ini dinilai sudah tidak lagi memiliki kontribusi pada perekonomian. Tujuh perusahaan ini merupakan bagian dari BUMN yang saat ini sedang direstrukturisasi.

Menurut sumber CNBC Indonesia, tujuh ini adalah bagian dari BUMN yang tengah dalam proses restrukturisasi. Namun pembubaran ini akan dilakukan dengan tidak memberikan dampak yang luas, seperti pemutusan hubungan kerja.

"[Ada] 19 BUMN yang sedang direstrukturisasi, tujuh di antaranya dipertimbangkan untuk ditutup," kata sumber tersebut, dikutip Senin (3/5/2021).

2.24 Tahun Listing, Emiten Besi Beton Ini Mau Delisting

Saham perusahaan yang fokus pada industri dan perdagangan besi beton, PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) berpotensi didepak alias delisting paksa oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sehubungan suspensi (penghentian perdagangan) saham perusahaan yang sudah mencapai 24 bulan pada 2 Mei 2021.

Berdasarkan Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa, BEI dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka.

Selain itu, perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai, hal ini sesuai dengan Ketentuan III.3.1.1 Peraturan Bursa.

3.Masih Tertekan, Laba Bersih Indocement Drop 12% di Q1

Emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 351,31 miliar, turun 12,27% dari periode yang sama tahun lalu di angka Rp 400,43 miliar.

Penurunan laba bersih ini berbanding terbalik dengan pendapatan perusahaan yang justru malah naik 2,24% sepanjang triwulan pertama 2021. Pendapatan Indocement mencapai Rp 3,43 triliun naik dari posisi yang sama tahun 2020 lalu senilai Rp 3,36 triliun.

Aset perusahaan tercatat senilai Rp 27,33 triliun, relatif stabil jika dibandingkan dengan Aset perusahaan pada periode sebelumnya di akhir Desember 2020 yang bernilai Rp 27,34 triliun. Jumlah aset lancar perusahaan adalah sejumlah Rp 12,56 triliun dan sisanya Rp 14,76 triliun merupakan aset tidak lancar.

4.Jualan Emas Laris, Antam Cetak Laba Rp 630 M di Q1

Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), mencatatkan perolehan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp 630,37 miliar pada periode kuartal pertama tahun ini.

Capaian tersebut berkebalikan dari periode yang sama tahun sebelumnya rugi Rp 281,84 miliar. Kenaikan ini juga berimbas pada laba bersih per saham dasar menjadi Rp 26,23 per saham dari sebelumnya minus Rp 11,73 per saham.

Kenaikan laba bersih tersebut selaras dengan naiknya pendapatan ANTM di 3 bulan pertama tahun ini sebesar Rp 9,21 triliun, naik 77% dari tahun sebelumnya Rp 5,20 triliun.

NEXT: Simak Kabar Emiten Lainnya

5.Ritel 'Berdarah-darah', HERO Disuntik Induknya Rp 776 M

The Dairy Farm Company Limited, perusahaan pengendali PT Hero Supermarket Tbk (HERO), memberikan fasilitas pinjaman bergulir atau revolving loan senilai US$ 55 juta atau setara Rp 775,77 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.105 per US$.

Berdasarkan informasi yang disampaikan manajemen HERO, nilai keseluruhan transaksi atas pinjaman tersebut mencapai 41,83% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan audit konsolidasian perseroan yang berakhir pada 30 Desember 2020. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan.

Adapun, pertimbangan dilakukannya transaksi ini, HERO menghadapi tantangan yang signifikan akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

6.Boy Thohir Lepas 179 juta Saham MDKA ke Adaro

Emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) baru saja melakukan investasi di PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) dengan membeli saham perusahaan ini sebanyak 179 juta yang merupakan saham milik Garibaldi Thohir, Direktur Utama Adaro Energy.

Transaksi ini dilakukan pada 28 April lalu melalui anak usahanya PT Alam Tri Abadi.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, pembelian saham ini dilakukan di harga Rp 2.420/saham. Sehingga transaksi ini menghasilkan nilai sebesar Rp 433,18 miliar.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 28 April 2021, Perseroan melalui PT Alam Tri Abadi, suatu perusahaan terkendali Perseroan, telah melakukan investasi keuangan dalam bentuk pembelian saham PT Merdeka Copper Gold Tbk yang dimiliki oleh Bapak Garibaldi Thohir," tulis keterbukaan informasi tersebut, dikutip Senin (3/5/2021).

7.Rugi Indika Energy Q1 Berkurang Jadi Rp 136 M

PT Indika Energy Tbk (INDY), emiten yang bergerak di bidang pertambangan batu bara ini baru saja melakukan penyampaian laporan kinerja keuangan sepanjang kuartal pertama 2021.

Sepanjang 3 bulan pertama tahun 2021 penjualan INDY mengalami penurunan 9,25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Pendapatan kuartal pertama INDY turun menjadi US$ 582,17 juta atau setara dengan Rp 8,44 triliun (kurs rata-rata 14.500) dari sebelumnya US$ 641,50 atau setara dengan Rp 9,30 triliun.

8.Sequoia Capital & Tencent Suntik Modal Bibit.id Rp 943 M

Perusahaan ventura global, Sequoia Capital, Tencent baru-baru ini menyuntik modal ke perusahaan rintisan aplikasi investasi reksa dana Bibit.id dengan nilai investasi sebesar US$ 65 juta atau setara Rp 943 miliar.

Tak hanya dua perusahaan tersebut, Prosus Ventures, Harvard Management Company dan investor yang sudah lama berinvestasi seperti AC Ventures dan East Ventures juga ikut ambil bagian dari pendanaan tersebut.

Direktur Bibit.id, Sigit Kouwagam mengatakan, rencananya, pendanaan yang diraih akan digunakan untuk peluncuran produk dan fitur baru, pengembangan teknologi, perekrutan karyawan, dan meningkatkan edukasi serta kesadaran akan berinvestasi.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular