Erick Rombak Manajemen Kimia Farma, Sekalian Bagi Dividen!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 April 2021 13:33
Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tahun ini akan membagikan dividen untuk pemegang sahamnya senilai total Rp 7,05 miliar atau 40% dari total laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu.

Hal ini diputuskan dalam Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2020 pada Rabu (28/4/2021).

Tahun lalu, anak usaha PT Bio Farma (Persero) mencetak laba bersih sebesar Rp 17,63 miliar, naik jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang mengalami kerugian Rp 12,7 miliar.

Pembagian dividen ini berada dalam agenda ketiga mengenai penggunaan laba bersih perusahaan. Adapun sisa dari laba bersih yang sebesar Rp 10,58 miliar ditetapkan sebagai cadangan.

Selain membagikan dividen, dalam RUPST tersebut pemegang saham KAEF dalam hal ini Kementerian BUMN di bawah Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pergantian manajemen untuk posisi direksi dan komisaris perusahaan.

Menteri BUMN menunjuk Abdul Kadir sebagai komisaris utama serta Kamelia Faisal sebagai komisaris independen, Dwi Ary Purnomo sebagai komisaris, dan Lina Sari sebagai direktur keuangan dan manajemen risiko.

Kemudian juga memberhentikan dengan hormat Alexander K. Ginting sebagai komisaris utama, Nurrachman sebagai komisaris independen, Chrisma Aryani Albandjar sebagai komisaris dan Pardiman sebagai direktur keuangan terhitung sejak ditutupnya RUPST ini.

RUPST juga memutuskan mengubah nomenklatur direksi Kimia Farma yaitu Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.

Untuk diketahui, Abdul Kadir saat ini merupakan Plt Direktur Utama RS Fatmawati sejak 2019 dan sebelumnya merupakan Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan Direktur Utama RS Kanker Dharmais (2015-2020). Saat ini dia juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

Sedangkan Dwi Ary Purnomo adalah Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN.

Sebelumnya dia pernah menempati posisi sebagai Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN, Direktur Komersil PT Petrokimia Gresik (2017-2021) dan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) (2014-2017).

Sedangkan direktur baru perusahaan, Lina Sari merupakan SEVP Corporate Banking PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (2019-2021), Kepala Divisi Agribisnis Bank BRI (2018-2019) dan Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit Bank BRI (2016-2017).

Dengan demikian, saat ini susunan komisaris dan direksi menjadi sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama : Abdul Kadir

Komisaris : Dwi Ary Purnomo

Komisaris : Subandi Sardjoko

Komisaris Independen : Musthofa Fauzi

Komisaris Independen : Kamelia Faisal

Direksi

Direktur Utama : Verdi Budidarmo

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko : Lina Sari

Direktur Pengembangan Bisnis : Imam Fathorrahman

Direktur Produksi & Supply Chain : Andi Prazos

Direktur Umum & Human Capital : Dharma Syahputra.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Obat Sirup Ditarik, Bagaimana Nasib Kimia Farma (KAEF)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular