Potensi Bisnis Masih Oke, Jurus KAEF Perbaiki Fundamental Diapresiasi

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
24 June 2024 13:27
Dok Kimia Farma
Foto: Dok Kimia Farma

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino mengungkapkan potensi pasar farmasi di Tanah Air masih masih sangat besar dan prospektif. Untuk itu, seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memiliki prospek yang bagus meski di tengah banyak tantangan. Selain itu, sebagai BUMN KAEF memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Dia mengungkapkan kendala perusahaan saat ini adalah bebannya yang terlalu besar, sehingga harus ada upaya-upaya perbaikan.

"Jadi kalau beban ini bisa ditata ulang, dikelola dengan baik, saya yakin (bisnis KAEF) kedepan pasti bagus," ujar Harris dikutip Sabtu (22/6/2024).

Dia pun mendukung strategi KAEF untuk menata bisnis hulu (segmen manufaktur) dengan mengoptimalkan kapasitas terpakai (utilitas) pabrik obat milik perseroan. Dukungan ini juga disampaikan anggota lainnya di Komisi VI DPR saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa waktu lalu.

"Itu (rasionalisasi pabrik KAEF) memang perlu dilakukan dalam 2-3 tahun ke depan agar kinerja KAEF bisa maksimal. Prosesnya (penataan pabrik) bisa sampai dua hingga tiga tahun," ujar Harris.

Harris menyebut berdasarkan penjelasan dari manajemen KAEF, utilitas 10 pabrik saat ini relatif rendah, yaitu di bawah 40%. Oleh sebab itu, menurutnya, strategi KAEF untuk mengoptimalkan produksi pabrik sudah tepat. Peningkatan utilitas, kata dia, dapat dilakukan dengan relokasi fasilitas produksi yang tidak efisien ke pabrik lainnya sehingga menjadi lebih optimal.

Dia menjelaskan, proses pemindahan fasilitas produksi obat-obatan membutuhkan waktu cukup lama karena harus mengurus perizinan ke regulator seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, dan instansi lainnya.

Kimia Farma memiliki 10 pabrik obat yang tersebar di wilayah Indonesia yaitu Pabrik Sinkona (Subang), Pabrik Banjaran (Bandung), Pabrik Jakarta, Pabrik Marin Liza (Bandung), Pabrik Lucas Djaja (Bandung), Pabrik Sungwun (Cikarang), Pabrik Phapros (Semarang), Pabrik Watudakon (Jombang), dan 2 pabrik lainnya yang berlokasi di Semarang dan Bali.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Manajemen KAEF menyampaikan bahwa perseroan sedang menjalankan strategi rasionalisasi seluruh fasilitas produksi untuk meningkatkan utilitas pabrik. Strategi itu dilakukan melalui rasionalisasi sehingga kapasitas pabrik lebih optimal sekaligus menurunkan biaya operasional.

KAEF telah melakukan evaluasi terhadap performa 10 pabrik miliknya. Dari evaluasi itu, perlu dilakukan penataan seluruh fasilitas produksi untuk mengoptimalkan kapasitas produksi sehingga kapasitas meningkat dan operasional lebih efisien.

Sementara itu, Senior Analyst Certified Securities Analyst (CSA) Research Institute, Reza Priyambada mengatakan inovasi dan adaptasi terhadap pasar yang dinamis dan bergerak cepat menjadi tantangan setiap industri apalagi usai Pandemi Covid-19. Reza menjelaskan, salah satu langkah yang ditempuh untuk merespons perubahan tersebut diantaranya dengan melakukan penataan ulang atas jaringan pabrik yang ada saat ini. Menurutnya, sama seperti memiliki mobil yang dipakai hanya beberapa kali saja, pabrik juga demikian.

"Kita tahu, setiap pabrik itu pasti ada beban biaya yang harus ditanggung, mulai dari manpower, pasokan listrik, belum lagi kita bicara soal aset tanahnya, bangunannya, perpajakannya dan lain-lain. Sehingga untuk kinerja produksi yang lebih efisien, penutupan beberapa pabrik memang harus dilakukan," ungkap Reza.

Reza juga menyebut bahwa karyawan tidak bisa menutup mata bahwa perusahaan memang dituntut untuk senantiasa melakukan perubahan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan industri yang semakin ketat. Di lain pihak, demi perubahan tersebut, komitmen perusahaan untuk memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, juga perlu untuk diapresiasi.

Namun demikian, meski telah berkomitmen untuk memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak, Reza berharap manajemen Kimia Farma juga dapat lebih bijaksana dalam mengelola para pegawai yang berpotensi terdampak atas rasionalisasi pabrik. Solusi yang bisa diupayakan adalah dengan mengakomodir SDM dari pabrik-pabrik yang ditutup ke sejumlah pabrik yang masih dipertahankan dan bakal ditingkatkan utilitasnya.

Jika pun opsi tersebut tidak memungkinkan, Kimia Farma juga bisa memberikan pendampingan dan pelatihan keterampilan yang diperlukan bagi para karyawan terdampak untuk dapat terjun ke dunia wirausaha. Termasuk juga membuka opsi kerjasama bagi karyawan terdampak untuk tetap berkecimpung di ekosistem industri farmasi, dengan menjadi mitra binaan, misal dengan membuka usaha apotek atau klinik kesehatan, yang produknya dipasok oleh pihak Kimia Farma.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kimia Farma Akui Ada Dugaan Anak Usaha Poles Laporan Keuangan 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular