
Anak Usaha KAEF dan SMDI Kolaborasi Distribusi Alat Deteksi Jantung

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melalui anak usahanya PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), distributor produk kesehatan dan farmasi BUMN di Indonesia, menjalin kolaborasi dengan PT Selaras Medika Digital Indonesia (SMDI). Keduanya akan mendistribusikan Non-Invasive Vascular Analyzer (NIVA), sebuah produk alat kesehatan inovatif karya anak bangsa.
Non-Invasive Vascular Analyzer (NIVA) merupakan sebuah perangkat non-invasif karya Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) yang berperan penting dalam pencegahan dan deteksi dini risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Berbasis teknologi ini, NIVA mampu mengukur 15 parameter kesehatan kardiovaskular termasuk kekakuan arteri, tekanan darah sentral, dan fungsi endotel.
NIVA akan mendukung program kesehatan Pemerintah, dalam hal pencegahan dan deteksi dini penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Deteksi dini diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut serta mengurangi kebutuhan perawatan medis yang cukup mahal (kuratif).
Oleh karena itu, kedepannya NIVA dapat digunakan dalam program skrining awal yang diselenggarakan oleh pihak lembaga pemerintah maupun swasta. NIVA hasil dari inovasi STEI-ITB ini telah memegang izin edar yang terbit pada 10 Maret 2023 dan dicetak pada 20 Maret 2023.
Dalam kolaborasi ini, KFTD selaku distributor resmi dari NIVA berperan penting dalam mendukung kelancaran distribusi setiap produk NIVA ke seluruh wilayah di Indonesia, dengan menjangkau berbagai rumah sakit, puskesmas, klinik, dan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta di 38 provinsi melalui cabang-cabang KFTD yang tersebar di wilayah Indonesia.
"Merupakan suatu kehormatan bagi KFTD dapat berkolaborasi dengan SMDI, perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan produk inovatif hasil karya akademisi di Indonesia. Melalui jaringan 48 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, KFTD berupaya untuk meningkatkan pemerataan akses alat kesehatan, termasuk produk NIVA. Kemitraan ini diproyeksikan akan memperluas distribusi produk NIVA secara nasional, sehingga masyarakat Indonesia dapat memperoleh manfaatnya secara merata," ujar Direktur Utama KFTD, Djagad Prakasa Dwialam dalam sesi penandatanganan perjanjian kerja sama, Kamis (6/6/2024).
Djagad menyampaikan bahwa KFTD memiliki visi untuk meningkatkan akses produk kesehatan berkualitas tinggi hingga seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil, melalui kolaborasi yang kuat dengan pemerintah daerah dan sektor swasta.
"Kehadiran produk NIVA disambut baik oleh para ahli medis, akademisi dan asosiasi, yang kemudian menjadi motivasi bagi KFTD untuk terus mendistribusikan produk kesehatan berkualitas bagi masyarakat," tutur Djagad.
Sementara itu, Direktur Utama SCNP, Richard Ong mengatakan, Manajemen SCNP bangga dapat bekerja sama dengan ITB dalam menciptakan produk alat kesehatan yang bernilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) signifikan, yang dilanjutkan dengan kolaborasi bersama KFTD untuk distribusi alat kesehatan kepada masyarakat di Indonesia.
"Kolaborasi ini merupakan wujud komitmen kami untuk tetap konsisten dan sustain dalam berinovasi dan menyediakan solusi kesehatan yang bermutu dalam industri kesehatan nasional. NIVA adalah bukti nyata bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk kesehatan yang unggul dan berdaya saing global," jelas Richard.
SMDI selaku distributor resmi NIVA akan berperan penting dalam menjamin kelancaran distribusi dan layanan purna jual.
"Kami yakin bahwa NIVA akan menjadi game-changer dalam upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia. Dengan deteksi dini, kita dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ungkap Richard.
SMDI juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan dukungan teknis terbaik kepada tenaga medis agar mereka dapat mengoperasikan NIVA secara optimal
Guru Besar ITB dan perwakilan penemu (inventor) NIVA dari ITB, Prof. Tati Mengko, menuturkan, sebagai seorang periset dan akademisi, melihat hasil penelitiannya dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, adalah suatu prestasi dan kebanggaan tersendiri. NIVA merupakan bukti bahwa Indonesia mampu menghasilkan inovasi teknologi kesehatan yang unggul dan mampu bersaing secara global.
"Dalam proses riset dan pengembangan NIVA, sebelumnya ITB beberapa kali berkolaborasi dengan industri untuk produksi alat kesehatan, namun belum terwujud. Bersama SCNP, hal itu terwujud dalam suatu segmen usaha khusus di SCNP, yaitu divisi alat kesehatan yang berkembang secara ekstensif, terutama melalui kerja sama dengan KFTD," kata Prof. Tati.
Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Dokter Jetty Sedyawan, menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit kardiovaskular (PKV). NIVA, alat kesehatan non-invasif yang terjangkau, menjadi solusi inovatif dari PERKI.
Menurutnya, NIVA tidak hanya akurat dan mudah digunakan, tetapi juga mampu mendeteksi risiko PKV di luar faktor risiko tradisional (seperti kadar lemak, gula darah, tekanan darah tinggi, merokok, obesitas). Dengan menganalisis elastisitas, kekakuan dan penyempitan pembuluh darah perifer, NIVA dapat memprediksi risiko serangan stroke dan jantung dalam 5 tahun ke depan.
Melalui konsep "Beyond the Cuff", NIVA memberikan informasi berharga tentang kesehatan kardiovaskular sebelum serangan tiba. Pemeriksaan ini juga dapat mengungkap "usia pembuluh darah" yang mungkin lebih tua atau lebih muda dari usia sebenarnya.
Riset dan pengembangan dilakukan bersama oleh Tim Biomedik ITB dan Alm. dr. Ismoyo Sunu, SpJP(K), dan diproduksi oleh SCNP serta didistribusikan oleh KFTD. NIVA telah lolos uji klinis dari RSPJ Harapan Kita dan menjadi alat kesehatan penting dalam pencegahan dan deteksi dini PKV. KFTD senantiasa berkomitmen dan berperan aktif mendukung upaya-upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan memenuhi kebutuhan produk kesehatan yang berkualitas untuk seluruh wilayah Indonesia.
Untuk diketahui, KFTD merupakan anak perusahaan PT Kimia Farma Tbk (KAEF), sedangkan SMDI merupakan distributor tunggal dari PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP).
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potensi Bisnis Masih Oke, Jurus KAEF Perbaiki Fundamental Diapresiasi
