Rupiah Masih Perkasa, Tapi Tetap Harus Waspada!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2021 09:29
Presiden AS Joe Biden (kiri) mengunjungi pusat vaksin COVID-19 di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, di Bethesda, Maryland, AS, Jumat (29/12021). (AP/Alex Brandon)
Foto: Presiden AS Joe Biden (kiri) mengunjungi pusat vaksin COVID-19 di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, di Bethesda, Maryland, AS, Jumat (29/12021). (AP/Alex Brandon)

Akan tetapi, sepertinya perjalanan rupiah hari ini tidak akan semulus kemarin. Terlihat dari Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) yang menguat 0,1% pada pukul 07:34 WIB.

Well, bagaimana pun dolar AS memang punya peluang untuk bangkit. Pasalnya, dolar AS sudah cukup lama menjalani tren depresiasi.

Sejak awal bulan ini, Dollar Index anjlok nyaris 3%. Sementara dalam sebulan terakhir depresiasinya lebih dari 2%. Oleh karena itu, dolar AS menyimpan potensi untuk mencatatkan technical rebound.

Kemudian, dolar AS juga bakal mendapatkan 'bensin' untuk melaju dari kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Pada pukul 07:47 WIB, yield surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden untuk tenor 10 tahun naik 1,6 basis poin (bps) menjadi 1,6557%.

Tidak hanya yang 10 tahun, kenaikan yield juga terjadi di seluruh tenor. Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah AS pada pukul 07:48 WIB:

Tenor

Yield (%)

Perubahan (Poin)

 US 1M T-BILL

0.0101

+0.005

 US 2M T-BILL

0.0127

+0.003

 US 3M T-BILL

0.0177

+0.005

 US 6M T-BILL

0.0380

+0.008

 US 1Y T-BILL

0.0583

+0.007

 US 2Y T-NOTE

0.1680

+0.002

 US 3Y T-NOTE

0.3458

+0.006

 US 5Y T-NOTE

0.8828

+0.016

 US 7Y T-NOTE

1.3462

+0.021

 US 10Y T-NOTE

1.6593

+0.019

 US 20Y T-BOND

2.2097

+0.016

 US 30Y T-BOND

2.3213

+0.011

Sumber: Refinitiv

Kenaikan yield didorong oleh rencana Biden untuk menggelontorkan stimulus baru bernilai US$ 1,8 triliun. Biden menyebutnya dengan nama American Families Plan. Sumber pendanaan stimulus ini rencananya datang dari kenaikan tarif pajak, terutama untuk badan dan orang kaya.

"Sudah saatnya perusahaan AS dan 1% orang terkaya membayar jatah mereka. Membayar jatah yang adil," tegas Biden dalam paparan di hadapan Kongres, seperti dikutip dari Reuters.

 

Namun tentu tidak akan seluruhnya datang dari pajak. Akan ada bagian di mana pembiayaan bakal datang dari utang, utamanya penerbitan obligasi.

Jadi ke depan pasokan US Treasury Bills dan US Treasury Bonds akan semakin melimpah. Untuk menarik minat investor, cuan harus dimaksimalkan. Ini kemudian mendorong yield ke atas.

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS akan membuat investor melirik. Permintaan terhadap instrumen ini akan meningkat karena iming-iming yield tinggi. Otomatis permintaan terhadap dolar AS ikut terangkat.

Oleh karena itu, rupiah perlu waspada. Sebab, dolar AS bisa menyalip kapan saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular