
Bak Nyi Roro Kidul, Bos The Fed Tenangkan 'Ombak'

Kalimat Powell tidak bersayap, tidak tersirat. Kalimat itu tegas, lugas, cetha wela-wela. Untuk saat ini jangan ngomong dulu soal pengetatan, belum ada perubahan posisi (stance). The Fed tetap ultra-longgar.
Ini membuat pelaku pasar mulai ciut nyali dan tidak lagi berani bertaruh bahwa Federal Funds Rate bakal naik tahun ini. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan naik 25 basis poin (bps) ke 0,15-0,5% pada akhir tahun ini adalah 90%. Ini adalah yang terendah dalam sebulan terakhir.
![]() |
Peluang kenaikan suku bunga acuan yang mengecil membuat dolar AS kehilangan tenaga. Pada pukul 07:56 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,11%.
"The Fed masih sangat hati-hati dan menunda langkah menuju normalisasi kebijakan moneter. Suku bunga rendah di tengah ekonomi yang semaki baik adalah resep pelemahan dolar AS," kata Joseph Capurso, Head of International Economics di CBA, seperti dikutip dari Reuters.
Well, sekarang 'ombak' sudah tenang. Investor sudah bisa kembali berburu aset-aset dengan cuan gede di negara-negara berkembang, karena aset berbasis dolar AS tidak bisa memberikannya seiring suku bunga yang rendah.
Arus modal akan kembali masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Ini menjadi 'doping' bagi rupiah untuk perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)