Mantap! Ada China di Balik Kuatnya Harga Batu Bara Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal berjangka ICE Newcastle kembali melesat Rabu ini (28/4) setelah sebelumnya ambles. Harga kontrak batu bara yang aktif diperjualbelikan itu naik 2,68% ke US$ 88/ton.
Apabila harga si batu legam ini kembali melesat dan tembus ke level psikologis US$ 90/ton, maka ada kemungkinan harga akan diteruskan naik.
Harga batu bara masih tetap kuat walaupun ada serangan kedua wabah Covid-19 yang menyerang India sebagai importir batu bara terbesar kedua di dunia setelah China.
Pada Selasa, negara dengan pasar terbesar kedua di Asia setelah China ini melaporkan 323.144 kasus infeksi baru, yang membuat total penderita virus corona ini mencapai lebih dari 17,6 juta orang. Ini merupakan rekor tertinggi baru dalam 5 hari berturut-turut.
Mau tak mau lockdown harus dilakukan. Penguncian tentu saja berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi termasuk konsumsi energi terutama untuk sektor industri dan komersial.
Kendati ada potensi penurunan permintaan dari India, konsumsi batu bara China tetap kuat. Di kuartal kedua tahun ini konsumsi listrik China diprediksi naik 9% (yoy) dibanding tahun lalu.
China Electricity Council (CEC) memperkirakan konsumsi listrik tahun ini naik 7-8% dibanding tahun 2020. Pada Februari lalu CEC meramal konsumsi listrik naik 6-7%. Namun setelahnya konsumsi listrik diramal naik lebih tinggi di angka 7-8%.
Lebih lanjut CEC mengatakan pertumbuhan konsumsi listrik bisa melebihi 8% tahun ini jika suhu musim panas yang tinggi mempengaruhi sebagian besar negara untuk waktu yang lama yang secara signifikan akan meningkatkan permintaan pendingin udara.
Disebutkan juga bahwa peningkatan tahunan pada paruh kedua tahun 2021 akan lebih rendah dari pada semester pertama, karena basis yang relatif rendah pada awal tahun 2020 akibat dampak Covid-19.
Kenaikan konsumsi listrik China tentu saja akan ikut mengerek permintaan batu bara terutama jenis termal yang banyak disuplai oleh Indonesia. Di saat China dan Australia juga masih bersitegang, jelas ini menjadi katalis positif bagi sektor tambang batu bara RI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Stagnan di US$ 84,7/ton, Reli Batu Bara Segera Berakhir?
(twg/twg)