
Balas Dendam! HMSP Salip Lagi Emtek, Market Cap Astra Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja yang kurang baik pada pekan lalu, di mana IHSG anjlok 1,14% pada pekan lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada 3 hari pertama dan baru mengurangi laju koreksi di 2 hari terakhir perdagangan. Pada perdagangan akhir pekan lalu (23/4/2021), IHSG berhasil finis dengan menguat 0,38% di level 6.016,86.
Nilai perdagangan selama sepekan tercatat menyusut Rp 5 triliun lebih menjadi Rp 43,4 triliun, dengan hanya 77 miliar saham berpindah tangan sebanyak 4,5 juta kali lebih. Investor asing masih membukukan penjualan bersih (net sell), senilai Rp 1,09 triliun.
Alhasil, nilai kapitalisasi pasar 10 terbesar (big cap) kembali mengalami penurunan pada pekan lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga akhir pekan lalu, total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-sahambig capturun menjadi Rp 2.992 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3.029 triliun.
Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)
No. | Emiten | 23 April 2021 | No. | Emiten | 16 April 2021 | No. | Emiten | 9 April 2021 |
1. | Bank Central Asia/BBCA | 780 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 766 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 757 |
2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 519 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 530 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 531 |
3. | Telkom/TLKM | 328 | 3. | Telkom/TLKM | 333 | 3. | Telkom/TLKM | 333 |
4. | Bank Mandiri/BMRI | 284 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 291 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 299 |
5. | Unilever/UNVR | 232 | 5. | Unilever/UNVR | 241 | 5. | Unilever/UNVR | 247 |
6. | Astra/ASII | 228 | 6. | Astra/ASII | 213 | 6. | Astra/ASII | 214 |
7. | Chandra Asri/TPIA | 183 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 190 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 197 |
8. | Sampoerna/HMSP | 152 | 8. | Emtek/EMTK | 156 | 8. | Sampoerna/HMSP | 159 |
9. | Emtek/EMTK | 144 | 9. | Sampoerna/HMSP | 155 | 9. | Emtek/EMTK | 147 |
10. | Bank Jago/ARTO | 142 | 10. | Bank Jago/ARTO | 154 | 10. | Bank Jago/ARTO | 138 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (23/4/2021)
Berdasarkan data di atas, hampir seluruh big cap mengalami penurunan market cap-nya, hanya dua saham yang market cap-nya masih cenderung menguat.
Seperti pada pekan-pekan sebelumnya, posisi pertama masih diduduki oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 780 triliun atau naik sebanyak Rp 14 triliun pada pekan lalu.
Selanjutnya, di posisi kedua masih juga dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 530 triliun atau turun Rp 11 triliun.
Sedangkan untuk market cap saham PT Astra International Tbk (ASII) berhasil naik dan menjadi kenaikan terbesar pada akhir pekan lalu, yakni naik sebesar Rp 15 triliun menjadi Rp 228 triliun.
Sementara untuk market cap PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) kembali menyalip market cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang sebelumnya sempat menggeser posisi HMSP, kini kembali berada di posisi ke-9. Adapun market cap EMTK turun sebesar Rp 12 triliun menjadi Rp 144 triliun pada akhir pekan lalu.
Adapun untuk market cap saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga turun sebesar Rp 12 triliun menjadi Rp 142 triliun pada akhir pekan lalu.
Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
NEXT: Analisis Sentimen Pasar
Setelah koreksi 3 hari beruntun sejak perdagangan pertama pekan lalu, IHSG yang terlempar ke level psikologis 5.900 pada Rabu akhirnya menguat pada Kamis (22/4/2021) setelah pemerintah mengubah nada kebijakannya, dari 'larangan mudik' menjadi 'pengetatan mudik'.
Hal ini wajar saja karena Puasa dan Lebaran secara historis menjadi momentum pendorong konsumsi masyarakat Indonesia. Sebagai negara yang 57% Produk Domestik Brutonya (PDB) berasal dari belanja rumah tangga, naik-turunnya tingkat konsumsi masyarakat bakal menentukan laju pertumbuhan nasional.
Bank Indonesia (BI) dalam beberapa kesempatan menyebutkan rutinitas mudik per tahun membantu perputaran uang hingga Rp 150 triliun ke daerah-daerah di seluruh Indonesia. Kebutuhan uang beredar selalu meningkat menjelang dua momen penting umat Islam tersebut.
Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan pada pekan lalu, indeks yang tertekan terkait dengan larangan mudik dan penurunan konsumsi masyarakat, seperti sektor industri dasar (-3,07%), infrastruktur (-1,51%), perdagangan (-1,68%), dan konsumer (-1,43%).
Masifnya penjualan asing ini terjadi meski imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus melandai ke level 1,5%. Imbal hasil tinggi di kisaran 1,7% sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa kebijakan quantitative easing bakal direm, yang memicu capital outflow.
Jika imbal hasil menurun, tetapi capital outflow masih terjadi seperti pada pekan lalu, bahkan hingga kini, maka pemicunya lebih dikarenakan faktor negatif yang berasal dari negara berkembang, seperti di India yang mencatatkan lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini, atau dari Indonesia yang meski kasus Covid-19 melandai tetapi muncul risiko hilangnya momentum Lebaran di perekonomian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Cap BCA di Bawah Rp 800 T, Bank Mandiri Salip Unilever
