
Sukses Setop Rekor Buruk, Rupiah Bakal Melesat di Pekan Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menghentikan tren tidak pernah menguat dalam 9 pekan beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada minggu lalu, setelah menguat 0,27% ke Rp 14.520/US$.
Ini merupakan penguatan mingguan pertama rupiah setelah stagnan pada pekan sebelumnya, dan melemah dalam 8 pekan beruntun. Rentetan tersebut menjadi rekor terburuk sejak September 2015, saat itu rupiah melemah dalam 11 pekan beruntun.
Ruang berlanjutnya penguatan rupiah di pekan ini juga terbuka melihat indeks dolar AS yang melemah 0,96% pada pekan lalu ke 90,859, dan berada di level terendah sejak awal Maret lalu. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini kini sudah melemah dalam 3 pekan beruntun dengan total 2,33%.
Selain itu di pekan ini, ada bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Ketua The Fed, Jerome Powell berulang kembali menegaskan tidak akan merubah kebijakan moneternya meski pertumbuhan ekonomi serta inflasi di AS naik lebih tinggi ketimbang prediksi.
The Fed menerapkan kebijakan suku bunga 0,25% dan pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan. Kebijakan tersebut merupakan salah satu pemicu kebangkitan bursa saham global, sehingga ketika belum ada indikasi perubahan kebijakan maka dapat membuat indeks dolar kembali tertekan.
Meski demikian, sentimen investor terhadap rupiah belum berubah bullish (memperkirakan menguat) meski sudah mulai membaik.
Dalam tempo 2 pekan sentimen pelaku pasar terhadap mata uang utama Asia berubah drastis. Dari sebelumnya yang tidak menarik dan dilepas, kini kembali dikoleksi.
Hal tersebut tercermin, dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters. Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
2 pekan lalu, investor mengambil posisi short terhadap semua 10 mata uang Asia tersebut. Survei terbaru yang dirilis Kamis (23/4/2021) kemarin investor hanya mengambil posisi short hanya di 3 mata uang saja, sayangnya salah satunya rupiah.
Hasil survei terbaru menunjukkan angka untuk rupiah di 0,56, sedikit membaik ketimbang 2 pekan lalu 0,59. Selain rupiah ada baht Thailand yang juga membaik dari 0,91 ke 0,58. Kemudian rupee India yang paling buruk, investor malah menambah posisi jual rupee hingga ke level tertinggi 1 tahun, di 0,75 dari 2 pekan lalu 0,2.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Analisis Teknikal
