Ada Angin Segar dari AS & Eropa, Harga Minyak Terangkat

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 April 2021 11:55
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen di pasar energi terutama minyak masih campur aduk. Risiko kenaikan infeksi virus Corona jenis baru penyebab Covid-19 masih menjadi ancaman paling serius bagi pemulihan ekonomi dan membebani harga minyak. Namun ada kabar baik dari Benua Biru. 

Setelah berungkali menerapkan lockdown Eropa mulai memikirkan kembali langkah pelonggaran. Di Prancis, sekolah akan kembali buka pada Senin depan. Selain itu mobilitas publik yang hanya di batasi 10 km di lingkungan sekitar yang diberlakukan sejak April akan berakhir 3 Mei nanti. 

Beralih ke barat yakni Amerika Serikat (AS). Sebagai negara adikuasa, Paman Sam secara agresif menyuntikkan vaksin ke warga negaranya. Di AS setidaknya 40% dari total populasi sudah mendapatkan suntikan pertama vaksin Covid-19. 

Permintaan terhadap bahan bakar juga tampak membaik. Melansir Reuters, Valero sebagai salah satu perusahaan kilang minyak di AS mengatakan permintaan bensin dan solar kembali ke 93% dan 100% dari tingkat sebelum pandemi.

Hal tersebut membuat Chief Commercial Valero yakni Gary Simmons cukup bullish terhadap prospek bensin ke depan. Kabar baik ini cukup membantu mengangkat harga minyak mentah di pasar berjangka.

Kontrak Brent naik 0,41% ke US$ 65,67/barel. Di saat yang sama kontrak Light Sweet naik lebih tinggi degan apresiasi 0,55% ke US$ 61,77/barel. Tercatat sudah dua hari terakhir harga minyak ditutup dengan penguatan.

Namun jika dibandingkan dengan posisi penutupan awal pekan, harga minyak mentah masih terkoreksi lebih dari 2%. Hal ini disebabkan oleh lonjakan kasus infeksi di negara-negara Asia terutama India dan Jepang. 

Negeri Bollywood kini menjadi sorotan publik global. Meski sangat agresif dalam melakukan vaksinasi tetapi kenyatannya kasus infeksi masih melonjak dengan amat signifikan. Kasus infeksi harian mencetak rekor tertinggi baru hingga pemerintah harus menarik rem darurat. 

India dan Jepang merupakan salah satu konsumen minyak terbesar di dunia di peringkat ketiga dan keempat. Adanya pembatasan di kedua negara jelas membebani prospek pemulihan permintaan sumber energi fosil ini. 

Sekarang bisa terlihat bahwa prospek pemulihan permintaan si emas hitam di AS dan Eropa tampak membaik walau masih diliputi risiko besar. Namun masih lebih baik daripada di India dan Jepang. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PDB AS Hingga China Direvisi Naik, Harga Minyak Nanjak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular