
Kartu Kredit 'Sekarat', Ini Alasan Shopee Paylater cs Laris

Dalam riset yang dipublikasikan tersebut, Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) juga menyebutkan masyarakat cenderung menggunakan fasilitas 'bayar nanti' karena dinilai aman dan mudah untuk pembiayaan aktivitas sehari-hari terutama di masa pandemi, bisa dimanfaatkan mengelola pengeluaran dan arus kas.
Terdapat dua faktor yang mendorong masyarakat menggunakan fasilitas ini, yakni keamanan dan kenyamanan.
Dalam survei yang dilakukan terhadap penggunanya di beberapa daerah, 94% responden percaya pada jaminan perlindungan konsumen dan keamanan siber yang disediakan oleh penyedia layanan ini apabila telah terdaftar ataupun mendapatkan izin dari OJK.
Selain itu, proses pengajuan yang cepat dengan hanya mensyaratkan dokumen identitas, seperti KTP serta nominal pengajuan yang lebih rendah dibandingkan kartu kredit juga menjadi keunggulan layanan ini.
Survei ini juga menemukan bahwa 95% masyarakat sudah memiliki tingkat pemahaman yang tergolong tinggi mengenai aturan dan keuntungan penggunaan layanan.
"Kehadiran layanan 'bayar nanti' (Paylater) yang membantu pengelolaan keuangan individu, kami percaya bisa memberikan banyak manfaat pada perekonomian secara makro. Layanan ini membantu meningkatkan konsumsi atau belanja domestik di platform digital terutama, bagi mereka yang sulit mengakses pinjaman perbankan," tulis riset ini.
Di sisi lain, kondisi penurunan terjdi di bisnis kartu kredit. Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menyebutkan bisnis kartu kredit di Indonesia selama satu tahun terakhir mengalami penurunan setidaknya 20% jika dibandingkan dengan kondisi normal.
Penurunan disebabkan karena rendahnya aktivitas perjalanan dan hiburan masyarakat selama setahun terakhir ini dan ini terjadi di bank asing maupun lokal.
"Sales volume industri kartu kredit mengalami kontraksi sebesar kira kira 20% dari situasi normal," kata Direktur Eksekutif AKKI Steve Marta kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/4/2021).
Faktor utama penurunan sales kartu kredit ini adalah karena terbatasnya aktivitas masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Padahal fokus kartu kredit adalah sebagai alat pembayaran travel dan hiburan, baik di dalam dan luar negeri yang saat ini masih sangat terbatas.
Faktor lainnya adalah karena munculnya metode transaksi lainnya menggunakan paylater (pembayaran di kemudian hari) yang disediakan oleh perusahaan financial technology (fintech) yang langsung bekerja sama dengan platform e-commerce.
Meski tidak terlalu besar dampaknya karena target pasarnya yang berbeda, diakui oleh Steve terdapat 'irisan' dari kedua bisnis ini.
"Tetapi hal ini bukan karena adanya metode transaksi lain seperti paylater ataupun fintech lainnya. Pay later ataupun fintech lainnya tentunya memiliki segment market tersendiri. Memang ada sedikit irisan tetapi tidak banyak karena memang sedikit berbeda pasarnya," jelas dia.
[Gambas:Video CNBC]
