Grab Masuk Emtek, Apa Ini Saatnya Koleksi Saham Rumah Sakit?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 April 2021 19:44
Grab (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Grab (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab Holdings Inc. (Grab) resmi menjadi pemegang saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek. Salah satu raksasa penyedia jasa ride-hailing di Asia Tenggara tersebut membeli 4,6% saham Emtek lewat H Holding Inc.

Grab memanfaatkan skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement yang digelar Emtek akhir Maret lalu. Dari total jumlah private placement Rp 9,2 triliun, Grab menyuntikkan modal dengan membeli saham baru Emtek senilai Rp 4 triliun.

Dengan masuknya Grab ke Emtek akan mengembangkan peluang bisnis baru di sektor digital dan media, termasuk di layanan kesehatan. Belum lama ini ini Emtek juga telah melaksanakan PMTHMETD untuk memperkuat permodalan dalam mengembangkan bisnis terutama di bidang-bidang tersebut.

Emtek telah mengakuisisi saham pengendali di PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), pengelola Omni Hospitals, dan juga mendanai dan turut serta dalam, penerbitan saham baru di perusahaan tersebut untuk mendukung pengembangan bisnis dan mencapai target pertumbuhannya.

Melihat hal ini, Zabrina Raissa, analis dari Ciptadana Sekuritas, mengatakan kenaikan saham-saham rumah sakit menjadi cukup positif karena adanya digitalisasi tersebut.

"Untuk pergerakan sahamnya sendiri bisa diperhatikan bahwa beberapa waktu ini bisa dilihat kenaikannya cukup signifikan. Kalau kita mundur ke 3 bulan belakangan, saham SAME yang sebelumnya berada di kisaran 300 sekarang melonjak kisaran 500 lebih," kata Zabrina dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa (20/4/2021).

Menurutnya, dengan Omni Hospital, yang diakuisisi oleh Emtek dan sahamnya dibeli Grab menciptakan hubungan yang cukup baik.

"Karena dengan pembangunan adanya ekosistem digital, bisa dikatakan Omni Hospital ini selangkah lebih maju dari rumah sakit lainnya. Dari sisi persaingan ini akan cukup ketat dibandingkan dengan emiten rumah sakit lainnya," paparnya.

Zabrina menjelaskan sejauh ini ada tiga pemain besar dalam digitalisasi yang berhubungan dengan jasa kesehatan, seperti Halodoc, Alodokter, dan Good Doctor, yang memiliki infrastruktur dan jaringan cukup besar.

"Aplikasinya juga sudah didownload ribuan bahkan jutaan orang. Jasa layanan ini juga terbilang lebih murah. Kita lihat ini perkembangannya sangat diterima sangat baik oleh masyarakat Indonesia," katanya.

Sementara untuk mengetahui momentum kapan emiten-emiten rumah sakit bangkit, Zabrina mengatakan masyarakat harus bisa melihat dari sisi fundamental, dari sisi kinerja perusahaan yang bersangkutan.

"Berkaca ke perusahaan yang sudah melakukan kinerja, seperti Siloam dan Mitra Keluarga di Q1 kemungkinan di 2021 ini akan lebih baik. Dari sisi pergerakan harga saham, bahwa terlihat juga kenaikan Siloam cukup besar juga belakangan ini. Kalau kita punya target price, sepanjang 2021 kita ekspektasi akan ada di level 8800 sepanjang tahun," paparnya.

"Untuk para investor yang mungkin mindsetnya jangka panjang, Siloam ini perlu diperhatikan untuk akumulasi baik secara bertahap," tukas Zabrina.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Cari Untung di Saham Big Cap, Begini Caranya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular