Analisis

Grab-Emtek Beking Omni, Waspada buat Siloam-Hermina dkk nih!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
20 April 2021 09:05
Penyuntikan Vaksin Covid-19 Kepada Tenaga Kesehatan (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Penyuntikan Vaksin Covid-19 Kepada Tenaga Kesehatan (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Mari kita mulai dari emiten yang masih merugi. Pendapatan SAME tahun lalu merosot 4,1% menjadi Rp 507,62 miliar. Apabila ditelisik, amblesnya pendapatan perusahaan terjadi di semua bagian, termasuk penunjang jasa medis, yang menyumbang porsi terbesar (50,27%), merosot 1,72% ke Rp255,20 miliar.

Seiring dengan itu, rugi bersih pengelola empat RS Omni ini menjadi lebih dalam, dari Rp 114,38 miliar pada 2019, menjadi Rp 449,46 miliar.

Emiten RS Mayapada, SRAJ, juga masih membukukan rugi bersih hingga triwulan III tahun lalu. Kendati meraih kenaikan pendapatan sebesar 5,47% menjadi Rp 811,75 miliar, emiten ini kembali rugi bersih sebesar Rp 54,39 miliar. Angka ini membesar ketimbang rugi bersih tahun 2019 yang sebesar Rp 2,41 miliar.

Sementara, sepanjang 2020, SILO berhasil membalik rugi bersih tahun sebelumnya menjadi laba bersih. Pada tahun lalu, pendapatan SILO naik 1,31% menjadi Rp 7,11 triliun.

Kenaikan ini membuat pengelola RS Siloam ini membukukan laba bersih Rp 116,16 miliar, berbanding terbalik dari rugi bersih tahun 2019 Rp 338,77 miliar.

Selain SILO, MIKA membukukan kenaikan laba bersih sepanjang tahun pandemi 2020. Pendapatan MIKA naik 6,69% menjadi Rp 3,42 triliun. Alhasil, laba bersih MIKA terkerek 15,27% menjadi Rp 841,67 miliar pada tahun lalu, dari Rp 730,14 miliar pada 2019.

Terakhir, emiten pengelola RS Hermina HEAL membukukan kinerja yang ciamik sepanjang 9 bulan pertama tahun lalu. Pendapatan HEAL naik 7,25% menjadi Rp 2,88 triliun per 30 September 2020.

Sejurus dengan itu, laba bersih perusahaan melejit 24,57% menjadi Rp 261,65 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2019 Rp 210,05 miliar.

Dengan melihat kinerja keuangan keempat pesaing SAME di atas, yang mayoritas membukukan kinerja yang oke punya, Grup Emtek, dan barangkali Grab, punya pekerjaan rumah (PR) yang besar untuk memoles kinerja fundamental SAME menjadi kinclong sehingga semakin siap bersaing dengan lawan-lawannya.

Apalagi, emiten-emiten pengelola rumah sakit Tanah Air, juga ditopang oleh konglomerat-konglomerat kelas kakap. Sebut saja, SILO dengan Grup Lippo atau SRAJ dengan Grup Mayapada milik Tahir.

Sebagai informasi tambahan, di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia melampirkan kinerja saham emiten-emiten di atas dalam sebulan dan secara year to date (Ytd).

Bila menilik daftar di atas, kinerja saham SAME menjadi yang paling mentereng, baik dalam sebulan maupun Ytd (year to date). Dalam sebulan saham SAME melejit 13,73% dan secara Ytd terbang 81,51% ke posisi Rp 530/saham.

Di tempat kedua, saham HEAL memang ambles 2,13% dalam sebulan terakhir. Tetapi, sejak awal tahun saham ini melesat 30,03% ke Rp 4.590/saham.

Saham pengelola RS Siloam juga punya kinerja yang ciamik. Dalam sebulan SILO terdongkrak 34,54%, sementara secara Ytd melaju 18,64%.

Sisanya, MIKA dan SRAJ malah tertekan, baik dalam sebulan maupun Ytd. MIKA ambles 10,38% dalam sebulan belakangan, sedangkan secara Ytd tergerus 5,13%. Adapun SRAJ anjlok 19,75% dalam sebulan terakhir dan tersungkur 14,22% sejak awal tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular